jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengaku tidak ambil pusing dengan pernyataan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang membahas situasi partai lain.
Hasto sebelumnya menyindir ada partai yang elektoralnya turun, lalu memunculkan kader partai lain demi meningkatkan citra.
BACA JUGA: Hasto Ungkap Kriteria Capres yang Diinginkan Bu Mega, Ternyata
"Kalau disindir-sindir sudah biasa. Tidak masalah juga. Toh, itu hak mereka," kata Willy kepada wartawan, Senin (18/7).
Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) itu kemudian mengusulkan penjajakan ketimbang satu sama lain melontarkan sindiran.
BACA JUGA: Konsolidasi di Kalimantan, Hasto Ungkap Kriteria Capres-Cawapres Bu Mega
"Jadi, daripada menyindir, ya, mending saling menjajaki, siapa tahu cocok. Bisa saja, kan," ungkap dia.
Willy mengatakan nama bakal capres hasil Rakernas dari NasDem sebenarnya muncul dari aspirasi kader di tingkat bawah.
BACA JUGA: PKB Sebut Duet Pemersatu Bangsa tak Berprestasi, Willy NasDem: Kami Siap dengan Semua Risiko
Adapun tiga nama yang muncul yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Menurut Willy, NasDem hanya mencoba menawarkan tiga nama terbaik bagi Indonesia.
NasDem siap diajak bertemu, lalu saling pendekatan, hingga membangun kesepahaman mengusung satu dari tiga nama Bacapres NasDem.
"Ibarat kata, NasDem ini hanya memberikan rambu-rambu atau alternatif pilihan. Supaya apa? Supaya terjadi pertemuan, saling menjajaki, berkomunikasi, dan membangun kesepahaman bersama," ujar Willy.
Sebelumnya, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan capres-cawapres ideal yang diinginkan Megawati Soekarnoputri.
Menurut dia, Presiden Kelima RI itu mencari seorang sosok pemimpin yang kuat secara ideologis, kerap berkeliling ke seluruh Indonesia, dan benar-benar mengenal rakyatnya.
Dengan berkeliling Indonesia, menurut Hasto, orang itu memahami kondisi Indonesia dengan keragaman budaya, sumber daya alam, hingga kondisi geografisnya yang dikelilingi lautan.
Megawati, Hasto melannutkan juga mencari sosok pemimpin yang bisa menyelesaikan masasalah rakyat dan membangun masa depan.
“Kader PDIP harus taat asas. Ibu Mega mempertimbangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara, mencari pemimpin yang betul-betul mengakar pada rakyat, dipimpin oleh ideologi Pancasila sehingga bisa menentukan arah masa depan. Itu yang dicari Bu Mega,” urai Hasto saat hadir di Rapat Tiga Pilar PDIP Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Minggu (17/7).
Hasto secara khusus meminta pengurus dan kader partai, termasuk di Kalteng, untuk tak terpengaruh mengenai capres-cawapres. Sebab, hal itu akan diputuskan oleh Megawati.
Hasto juga mengatakan tantangan lain di 2024 ialah ancaman radikalisme dan kekuatan yang ingin mengganti Pancasila.
“Kita harus jaga soliditas menghadapi berbagai tantangan ideologis,” pungkas Hasto.
Oleh karena itu, Hasto mengajak kader PDIP lebih memilih bergerak ke bawah dibanding berwacana.
"Kita tidak perlu ikut menanggapi apa yang dilakukan pihak lain. Ada satu partai yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik. Hal-hal seperti ini biarkan rakyat yang menjadi hakim politik,” tegas Hasto. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Minta Kader PDIP Tak Terpengaruh Manuver Elite
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan