KUPANG-- Mantan Wakil Panglima Pasukan Pejuang Integrasi (PPI), Eurico Guterres, yang juga saksi sejarah, angkat bicara menanggapi film Balibo FiveDia mengatakan, film tersebut penuh dengan rekayasa dan cenderung memutar balikkan fakta
BACA JUGA: Bos Besar Narkoba Merangkap Pengacara Diringkus Polisi
Menurut Eurico, film Balibo Five merupakan sebuah skenario dalam upaya menutupi peristiwa yang lebih besar yakni pembantaian tokoh-tokoh Apodeti bersama 60 ribu warga sipil tak berdosa di Aileu dan Holarua oleh Falintil pimpinan Nicolau Lobato tahun 1975 silam."Pemutaran film Balibo Five yang berdurasi satu setengah jam dilihat dari peristiwa tewasnya 5 wartawan Asutralia di Balibo penuh dengan rekayasa dan cenderung memutar balikkan fakta oleh pembuat film," tandas Eurico Guterres kepada Timor Ekspress kemarin (11/12).
Pria berkuncir ini, perang saudara yang terjadi di Timor Timur pada tahun 1975 silam adalah karena kudeta yang dilancarkan oleh UDT
BACA JUGA: Miranda Gultom Mulai Terseret Kasus Century
"Di sini Fretilin membabi-buta menangkap dan membunuh tokoh-tokoh Apodeti bersama 60 ribu warga sipil di Aileu dan Holarua yang benar-benar keji dan kejam," bebernya.Eurico yang kini menjadi Ketua DPW PAN NTT itu menambahkan, Apodeti adalah sebuah partai yang tidak memiliki pasukan dan hanya bermodal semangat berjuang untuk berintegrasi Timor-Timur dengan Indonesia melalui proses referendum, bukan dengan cara perang
BACA JUGA: SBY Minta Musrenbangnas Tepat Sasaran
Dia pun meminta para purnawirawan TNI yang dituduh terlibat dalam peristiwa itu jangan mengeluarkan pernyataan yang terkesan saling menyalahkan satu sama lain"Mari kita bersatu untuk menghadapi dan membuktikan bahwa isi film Balibo Five tidak semuanya benar," pintanya"Jadi pernyataan Kol Purn TNI Gatot Purwanto bahwa kehadiran Kopassus di Baliboa hanya sepertiga dari personil dan dua pertiga lainnya adalah pasukan Apodeti adalah tidak benarSaya ingin tegaskan bahwa Apodeti itu adalah partai yang tidak punya pasukanYang punya pasukan itu adalah UDT dan FretilinDam Apodeti benar-benar menjadi korban dalam peristiwa itu," terang Eurico Guterres.
Eurico menjelaskan, masuknya TNI ke Timor Timur pada 7 desember 1975 selain menjalankan tugas negara juga mendapat dukungan dari Amerika dan Australia(vit/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertambah, Daftar Politisi Musuh Sri Mulyani
Redaktur : Soetomo