Baliho Puan dan Airlangga Tak Berbuah Elektabilitas, Kang Ujang: Rakyat Butuh Makan

Jumat, 13 Agustus 2021 – 16:18 WIB
Para pengguna jalan di Jalan Raya Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, melintas di bawah baliho bergambar Puan Maharani, Jumat (30/7). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai wajar bila baliho belum menjadi cara efektif mendongkrak elektabilitas tokoh semasa pandemi Covid-19.

Hal itu seperti terlihat di dalam temuan Charta Politika Indonesia tentang Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik Masa Pandemi yang dilaksanakan pada 12-20 Juli 2021. Di mana baliho Puan Maharani dan Airlangga Hartarto tidak berpengaruh terhadap elektabilitas masing-masing yang cuma 1,4 dan satu persen.

BACA JUGA: Dari 10 Nama, Puan Nomor 9, Airlangga ke-10, Baliho Mubazir?

Menurut dosen Universitas Al Azhar, Jakarta itu, langkah pemasangan baliho tidak menyentuh rakyat yang semasa pandemi banyak kesulitan dari sisi ekonomi.

"Pemasangan baliho yang banyak di sejumlah daerah, itu jadi tak berguna karena dilakukan semasa pandemi, di mana rakyat sedang sekarat," kata Ujang melalui layanan pesan, Jumat (13/8).

BACA JUGA: Gugatan AHY Ditolak PN Jakarta Pusat, Begini Reaksi Max Sopacua

Menurut dia, gaya politik bertemu rakyat secara langsung sembari memberikan bantuan bisa jauh lebih ampuh untuk meningkatkan elektabilitas semasa pandemi ini.

"Masyarakat butuh makan. Semestinya uang balihonya digunakan untuk memberi makan kepada rakyat yang kelaparan karena terdampak Covid-19," tutur Ujang.

BACA JUGA: SZ yang Videonya Viral Itu sudah Ditangkap, Kelakuannya Parah

Pria kelahiran Jawa Barat itu menuturkan, seorang tokoh tidak perlu khawatir bantuan disebut money politics. Toh, kiriman bantuan tidak dilaksanakan semasa kampanye Pilpres 2024.

"Jika situasinya sudah normal, baliho menjadi penting," ujar Ujang.

Charta Politika Indonesia sebelumnya mengeluarkan survei nasional tentang Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik Masa Pandemi yang dilaksanakan pada 12-20 Juli 2021.

Satu di antara hasil survei tentang elektabilitas tokoh-tokoh yang berpeluang maju pada Pilpres 2024.

Dari survei itu bisa terlihat bahwa kampanye menggunakan baliho yang masif dilakukan pimpinan parpol belakangan ini tidak efektif.

Dalam simulasi sepuluh nama misalnya, tokoh yang namanya mulai masif terpampang di baliho seperti Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, bukan pemilik elektabilitas tertinggi.

BACA JUGA: Gugatan AHY terhadap 12 Pengurus KLB Pimpinan Moeldoko Ditolak, Tok Tok Tok

Nama keduanya masing-masing menempati posisi dua terbawah di dalam simulasi sepuluh nama tokoh potensial maju sebagai Capres 2024.

Survei Charta Politika Indonesia mencatat elektabilitas Puan dari simulasi sepuluh nama hanya 1,4 persen dan Airlangga mengantongi satu persen.

"Ternyata ketika diuji di sepuluh nama, berada di peringkat terbawah," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat membeberkan hasil survei secara daring, Kamis (12/8).

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru mengantongi elektabilitas tertinggi dengan 20,6 persen di dalam simulasi sepuluh nama.

Berikutnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengantongi elektabilitas sebesar 17,8 persen.

Berturut-turut setelah itu ada nama Prabowo Subianto (17,5 persen), Sandiaga Uno (7,7 persen), Ridwan Kamil (7,2 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,2 persen), Tri Rismaharini (3,2 persen), dan Erick Thohir (1,8 persen).

Survei Charta Politika Indonesia dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Metode sampling menggunakan multistage random sampling dengan 1.200 responden.

Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,83 persen. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler