jpnn.com - ANAK-anak memang berkaitan erat dengan dunia bermain. Termasuk ketika mereka menjelajahi semua benda yang ada di rumah kemudian membuatnya sebagai mainan hingga berantakan mainannya. Jika sudah begitu, orang tua biasanya dibuat kesal.
Tapi jangan buru-buru kesal dulu jika anak anda seperti itu. Pasalnya, sebuah studi terbaru menunjukkan anak yang cenderung suka mengacak-acak dan membuat berantakan saat bermain justru mampu belajar lebih baik.
BACA JUGA: Ini Cara Melawan Penyakit Masa Tua
Merujuk pada studi yang dilakukan tim peneliti dari University of Iowa menemukan bahwa balita yang memahami, menyentuh, dan bahkan melempar-lemparkan benda, termasuk mainan dan makanannya, bisa terus mengumpulkan informasi tentang dunia di sekitarnya. Kesimpulan itu diperoleh setelah peneliti menguji 72 balita berusia 16 bulan.
Dalam proses penelitian, 72 balita itu diberi beberapa benda. Peneliti kemudian memperhatikan apakah mereka bisa mempelajari nama-nama benda yang ada. Ternyata, peneliti menemukan menemukan bahwa anak yang cenderung membuat berantakan saat bermain lebih baik dalam mempelajari benda sekaligus mengingat namanya.
BACA JUGA: Sering Ingin Dianggap Sakit? Bisa Jadi Terkena Munchausen Syndrom
Salah satu peneliti, Dr.Larissa Samuelson mengatakan, informasi dari suatu benda yang dilempar atau diacak-acak oleh anak akan lebih mudah mereka ingat. "Sebab, mereka melakukan tindakan itu sambil mencatat informasi di pikirannya. Kami juga memberi obyek non-padat seperti selai, keju, mentega, oatmeal, dan saus cokelat," kata Larissa seperti dilansir laman Daily Mail, Selasa (4/2).
Kemudian, balita-balita itu disodori nama masing-masing obyek dengan kata yang sederhana. Lalu, mereka diberi obyek yang sama dengan bentuk berbeda. Ternyata, anak-anak yang lebih berantakan saat bermain lebih akurat dalam memberi nama benda.
BACA JUGA: Imlek Bikin Berat Badan Warga Taiwan Naik
Sedangkan, anak yang tidak membuat berantakan, hanya menyentuh dan menusukkan jari ke suatu benda-benda yang disodorkan. "Mereka yang bermain dengan cara berantakan bisa mengidentifikais benda hampir 70 persen benar sedangkan yang tidak berantakan hanya 50 persen. Mereka yang duduk di kursi tinggi bisa mengidentifikasi objek dengan lebih baik," lanjut Larissa.
Menurutnya, berada di kursi yang tinggi membuat balita lebih mungkin mengacak-acak mainannya. Selain itu, hal yang lebih penting adalah anak yang bisa mengeksplorasi mainannya, salah satunya dengan membuat mainannya berantakan, bisa mempelajari kosakata di awal perkembangannya. Sehingga, kemampuan kognitifnya bisa berkembang dengan baik saat dewasa.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengganti Kopi yang Bikin Sore Anda Penuh Energi
Redaktur : Tim Redaksi