Bambang Brodjonegoro Anggap tak Penting Mata Kuliah Ini

Rabu, 16 September 2015 – 08:38 WIB
Bambang Brodjonegoro. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - BELUM lama ini, Menkeu Bambang Brodjonegoro terpilih sebagai ketua Komite Pembangunan Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF). Masa kerja jabatan tersebut dimulai tahun depan hingga 2018.

Hal itu merupakan prestasi tersendiri bagi Indonesia. Namun, semasa kuliah, mantan kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) itu seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya. Jika ada mata kuliah yang tidak disukai, dia pun mengikutinya dengan asal-asalan. Salah satu mata kuliah yang diremehkannya adalah sejarah perekonomian.

BACA JUGA: GAWAT! Istana Bogor Dikepung Hewan Berbahaya Ini

"Waktu itu tahun ketiga saya kuliah. Saya heran, ngapain kita harus belajar sejarah perekonomian. Jurusan ekonomi itu ya belajar teori makro dan mikro," kenangnya.

Akhirnya, menteri berusia 48 tahun itu pun mengikuti perkuliahan tersebut dengan terpaksa. Sebab, mata kuliah itu wajib diambil.

BACA JUGA: Yuddy Putuskan Angkat Seluruh Honorer K2 jadi CPNS setelah Salat Istiqharoh

"Jadi, ya yang penting jangan sampai nggak lulus supaya nggak repot kalau harus ngulang. Saya juga lupa berapa nilai saya," katanya.

Namun, setelah menjadi bagian dari pemerintahan, Bambang baru menyadari bahwa mata kuliah yang disepelekannya tersebut sangat penting. Khususnya, dalam pengambilan kebijakan strategis. Apalagi, saat ini dia menjabat Menkeu.

BACA JUGA: Sosok di Balik Suksesnya Pengamanan Demo Honorer K2

"Waktu berkarir di Kemenkeu dan ikut serta dalam pengambilan kebijakan, baru saya sadari, mata kuliah ini justru yang terpenting," imbuh Bambang, lantas tersenyum. (ken/c7/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Marwan Ambil Alih Penyaluran Dana Desa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler