Bamsoet: Bergeser ke Endemi Menuju Pemulihan

Selasa, 14 September 2021 – 10:49 WIB
Tangkapan layar Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) membuka sidang paripurna dalam rangka Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR dan DPD dengan agenda mendengarkan pidato presiden penyampaian laporan kinerja lembaga negara dan Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-76 Republik Indonesia Senin (16/8/2021). (ANTARA/YouTube Sekretariat Presiden)

jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo memberikan catatan bahwa hidup berdampingan dengan virus corona sambil mengupayakan pergeseran dari pandemi ke endemi layak ditanggapi sebagai ajakan memulai pemulihan semua aspek kehidupan secara bertahap.

Agar pergeseran ke endemi bisa segera diwujudkan, pria yang akrab disapa Bamsoet itu meminta agar masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan (Prokes) dan tetap menjadi faktor kunci.

"Pandemi Covid-19 belum berakhir, tetapi masyarakat Indonesia patut bersyukur karena berbagai upaya dan kerja keras yang dilakukan semua komunitas di bulan-bulan terdahulu telah menunjukan hasil yang menjanjikan," kata Bamsoet.

BACA JUGA: Bamsoet: Menpora Amali Banyak Berkontribusi Memajukan Olahraga Indonesia

Kendati penularan Covid-19 masih menjadi ancaman nyata, hasil dari kesungguhan kerja keras itu berbuah progres.

Penambahan kasus baru per hari sudah memasuki level di bawah 5.000 kasus.
Per Senin (13/9), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan tambahan sebanyak 2.577 kasus baru.

BACA JUGA: Bamsoet: Tudingan Amendemen UUD 1945 untuk Presiden Tiga Periode Sangat Prematur

Angka itu melegakan karena jumlah pasien rawat inap pada hampir semua rumah sakit rujukan Covid-19 turun signifikan.

Pencapaian progres dalam menangani pasien dan mengendalikan penularan itu mencerminkan kehendak dan semangat semua elemen masyarakat mengakhiri krisis kesehatan yang sudah memasuki tahun kedua itu.

Semua orang tahu dan mencatat bahwa pencapaian progres yang signifikan itu bukan pekerjaan mudah. Bahkan bagi petugas di lapangan, pekerjaan mereka amatlah sulit dan sarat risiko.

"Karena itu apresiasi dan penghormatan setinggi-tingginya layak diberikan kepada komunitas dokter, semua tenaga kesehatan (Nakes), para relawan serta unsur TNI-Polri yang tak kenal lelah, dan berani berada di garda terdepan dalam ‘perang’ melawan penularan COVID-19," ujarnya.

Penghargaan dan hormat, kata Bamsoet, patut diberikan kepada pemerintah karena bekerja keras sehingga berhasil mendatangkan lebih dari 200 juta dosis vaksin.

Dari hasil kerja keras itulah cukup alasan bagi masyarakat Indonesia segera bersiap dan berancang-ancang untuk bergeser dari pandemi ke endemi.

BACA JUGA: Bamsoet: Vaksinasi Ideologi Bangsa Penangkal Bahaya Infiltrasi Ideologi Asing

Namun, dengan bergeser ke endemi, siapa pun tidak pernah boleh berasumsi bahwa penularan wabah virus corona telah berakhir.

Sebaliknya, dengan bergeser ke endemi, masyarakat diingatkan untuk selalu menyadari dengan pergeseran itu berarti semua orang sedang hidup berdampingan dengan virus corona yang gampang menular itu.

Fakta inilah yang patut digarisbawahi oleh semua orang dan keluarga.

Konsekuensinya, kepatuhan pada Prokes tetap tidak bisa ditawar, utamanya saat berkegiatan di luar rumah atau di ruang publik.

Ketika indikator utama tentang pandemi Covid-19 menunjukan kecenderungan yang semakin positif dan progresif, pergeseran ke endemi harus berani dilakukan.

Itulah titik awal dimulainya pemulihan pada hampir semua aspek kehidupan yang tentunya harus bertahap. Semua orang tentu senang dan sangat berharap pemulihan bisa segera diwujudkan.

Memang, harus ada keberanian memulihkan semua aspek kehidupan setelah hampir dua tahun segala sesuatunya dibatasi. Siapa pun pasti menginginkan adanya keleluasaan dalam berkegiatan.

"Komunitas pekerja ingin merasakan lagi suasana kantor tempat mereka bekerja. Anak dan remaja rindu bisa kembali ke sekolah atau kampus," tutur Bamsoet.

Menurut dia, tidak mudah menetapkan kondisi dan waktu yang tepat untuk bergeser ke endemi. Karena itu, pemerintah pun diminta untuk berhati-hati.
Para ahli mengingatkan bahwa pergeseran dari pandemi ke endemi bergantung pada beberapa faktor.

Faktor utamanya adalah efektivitas atau kekuatan vaksin yang membentuk kekebalan pada tubuh setiap orang.

Kedua adalah durasi dari kekuatan vaksin itu dalam menangkal penularan, termasuk kekuatan vaksin menangkal penularan dari varian baru virus Corona yang muncul akibat mutasi.

Artinya, pencapaian standar kekebalan komunal (herd immunity) saja belum cukup, karena masih ada persoalan tentang besar-kecilnya kekuatan vaksin membentuk kekebalan dan rentang waktu kekebalan itu pada tubuh setiap orang.

Para ahli juga mengingatkan, untuk area atau wilayah yang populasinya padat, disarankan untuk lebih berhati-hati dalam menentukan waktu pergeseran.

Warga pada wilayah padat penduduk sering kurang berhati-hati dalam menerapkan pola kontak antar-orang. Artinya, pada area padat penduduk, Prokes memang tidak boleh dilanggar sepanjang periode endemi guna meminimalisir penularan virus.

Rekomendasi para ahli tentang parameter pergeseran ke endemi itu hendaknya tidak membuat pemerintah maupun masyarakat ragu.

Rekomendasi itu justru layak dijadikan pegangan yang semakin memberanikan masyarakat untuk bergeser ke periode endemi.

Ingat bahwa berkat akal budi bersama yang membangun kesadaran dan kesungguhan mematuhi Prokes, Indonesia berhasil melalui puncak penularan Covid-19 pada Juni-Juli 2021.

Maka, belajar dari pengalaman itu, dan dengan kepatuhan mutlak pada Prokes, masyarakat Indonesia pun akan mampu untuk hidup berdampingan dengan virus Corona, dan mampu pula menjalani periode endemi dengan selamat.

Hingga Senin (13/9) siang, jumlah warga yang sudah disuntik vaksin COVID-19 dosis kedua mencapai 42.104.839 orang atau 20,22 persen dari total target.

Jumlah warga yang sudah disuntik vaksin pertama mencapai 73.310.563 orang atau 35,20 persen.

Demi mencapai standar kekebalan komunal, pemerintah menetapkan target sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.720 warga.

Sasaran vaksinasi mencakup tenaga kesehatan, warga lanjut usia petugas publik, kelompok masyarakat yang rentan, serta kelompok warga lainnya, termasuk anak-anak usia 12-17 tahun. (mrk/jpnn)


Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet: Vaksinasi Empat Pilar MPR Perkuat Imun Ideologi Bangsa


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler