jpnn.com, BINTAN - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meninjau kawasan ekonomi khusus (KEK) Galang Batang yang ditetapkan Presiden Jokowi melalui PP Nomor 42 Tahun 2017.
Dalam peninjauan ini, Bamsoet ditemani Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) Ansar Ahmad.
BACA JUGA: Bamsoet Sebut Jembatan Batam-Bintan Bisa Tingkatkan Perekonomian Masyarakat
Luas area KEK ini mencapai 2.333,5 hektare. Hingga akhir 2021, jumlah investasi yang telah direalisasikan di KEK Galang Batang mencapai Rp 15,7 triliun dengan tenaga kerja 3.480 orang.
"Keberadaan KEK Galang Batang sangat strategis karena menjadi sentra choke point Selat Malaka. Mempunyai akses langsung dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan,'' ucap Bamsoet.
BACA JUGA: Bamsoet Dukung Usulan Jokowi Dianugerahi Gelar Bapak Otomotif Indonesia
Karena itu, Presiden Jokowi menargetkan KEK Galang Batang mampu menyerap investasi hingga Rp 36,35 triliun pada 2027.
Selain itu, menyerap tenaga kerja hingga 23.200 orang yang tersebar untuk industri pengolahan refinery 350 orang, industri pengolahan smelter 260 orang, dan jasa dermaga serta pelabuhan yang berpotensi menciptakan multiplier effect di kawasan tersebut.
BACA JUGA: Bamsoet: IMI dan Gallant Venture Berkolaborasi Bangun Sirkuit Bintan
Hal itu dikatakan Bamsoet setelah mengunjungi KEK Galang Batang di Pulau Bintan, Kepri, Jumat (18/3).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, industri utama yang beroperasi dalam KEK Galang Batang adalah smelter untuk pengolahan bauksit yang dilakukan PT Bintan Alumina Indonesia (BAI).
Pada 25 Januari 2022, Presiden Joko Widodo melepas peluncuran ekspor perdana Smelter Grade Alumina (SGA) di KEK Galang Batang dengan nilai ekspor Rp 104 miliar dengan volume 21.001 ton.
"Selain mengekspor produk SGA, PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) mengembangkan hilirisasi bauksit sampai aluminium ingot yang direncanakan dapat berproduksi pada 2025 sebanyak 400 ribu ton per tahun,'' katanya.
Aluminium ingot sangat diperlukan industri dalam negeri untuk berbagai jenis produk, seperti pelat, billet, scrap, dan bentuk profil yang akan diperlukan dalam banyak proses industri seperti pesawat terbang, kapal, otomotif, dan konstruksi.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, langkah tersebut sesuai arahan Presiden Jokowi yang senantiasa menegaskan bahwa Indonesia harus mempercepat hilirisasi berbagai bahan tambang untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri.
"Hilirisasi alumina di KEK Galang Batang juga akan menurunkan ketergantungan impor Indonesia terhadap berbagai produk alumina karena bisa memproduksi sendiri di dalam negeri," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi