Bamsoet Dorong Percepatan Migrasi Kendaraan Konvesional ke Listrik

Rabu, 15 September 2021 – 16:04 WIB
Ketua MPR RI Bamsoet saat menerima General Manajer Motor Listrik Gesit Bali, Sari Suryati dan Komunitas Kendaraan Listrik Dewata EVi Association (DEVA) di Bali, Rabu (15/9). Foto: dok humas

jpnn.com, BALI - Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengajak komunitas kendaraan listrik untuk mensosialisasikan pentingnya migrasi kendaraan berbahan bakar minyak ke listrik.

Hal tersebut untuk mendukung kebijakan pemerintah melalui Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB) untuk Transportasi Jalan.

BACA JUGA: Bamsoet: Ini Mobil-Mobil Sport Klasik Karya Anak Bangsa

Menurut Bamsoet-sapaannya- tren industri otomotif dunia sudah mengarah pada pengembangan kendaraan listrik.

Apalagi, kata dia, ketersediaan sumber daya minyak dan gas sebagai bahan bakar kendaraan konvensional semakin menipis.

BACA JUGA: Bamsoet Kenalkan Taksi Terbang eHang 216, Baru 1 Unit di Indonesia

"Karena itu butuh partisipasi semua pihak untuk mempercepat migrasi kendaraan konvesional ke listrik," ujar Bamsoet saat menerima General Manajer Motor Listrik Gesit Bali, Sari Suryati dan Komunitas Kendaraan Listrik Dewata EVi Association (DEVA) di Bali, Rabu (15/9).

Hadir dari Dewata EVi Association (DEVA) antara lain Peter Kho, Oscar Praditya, Andre Pratama Djatmiko dan Komang Tria Aprianta.

BACA JUGA: Bamsoet: IMI Wadahi Pehobi Mainan Tamiya

Bamsoet menuturkan, berdasarkan data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), hingga akhir tahun 2020 sedikitnya 143,75 juta unit motor konvesional di Indonesia.

Sementara jumlah kendaraan mobil penumpang, bus, dan angkutan barang berbahan bakar minyak yang tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) hingga tahun 2018 lalu sudah mencapai 19,8 juta unit.

"Akibatnya, subsidi BBM terus meningkat. Dalam rentang waktu 2014-2019 saja, jumlah subsidi BBM mencapai Rp 700 triliun. Di APBN 2021, subsidi untuk BBM jenis tertentu mencapai Rp 16,6 triliun," urai Bamsoet.

Tidak hanya itu, Bamsoet menambahkan, tingkat kematian akibat polusi udara di Indonesia juga cukup tinggi.

Menurut Greenpeace, angka kematian dini akibat polusi udara di Indonesia sejak 1 Januari 2020 diperkirakan mencapai lebih dari 9.000 jiwa.

"Tidak ada alasan untuk tidak segera bermigrasi ke kendaraan listrik. Perawatan rendah, subsidi BBM bisa dialihkan ke sektor lainnya, serta polusi udara menurun," katanya

"Jika tidak digencarkan sejak dini, Indonesia bisa tertinggal dari negara maju lainnya," pungkas Bamsoet. (ddy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bamsoet: Sirkuit di Batam Bisa Dipakai untuk Balap MotoGP dan Formula 1


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Tim Redaksi, Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler