jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet mengingatkan pentingnya kepemimpinan transformasional saat menjadi salah satu narasumber dalam penyusunan disertasi doktoral Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang menginspirasi para pengikutnya untuk menyampingkan kepentingan pribadi demi kebaikan organisasi untuk membawa kapal besar Indonesia menuju negara kesejahteraan 2045.
BACA JUGA: Bamsoet Apresiasi Kesiapan Kementan Realisasikan Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran
Pnyusunan disertasi AHY yang sekarang menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat mengangkat penelitian tentang kepemimpinan transformasional dan orkestrasi SDM menuju Indonesia Emas 2045.
Menurut Bamsoet, sektor ekonomi strategis yang perlu diperkuat untuk menjadi lokomotif utama Indonesia ke depan menuju Indonesia Emas 2045 yaitu sektor manufaktur dan industri berteknologi tinggi, serta pertanian.
BACA JUGA: AHY: Rp 5,7 Triliun Uang Negara Diselamatkan dari Mafia Tanah
Sebagai negara agraris, sektor pertanian menjadi penopang perekonomian rakyat, terutama dalam mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja serta penanggulangan kemiskinan.
Untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang unggul merupakan salah satu kunci utamanya.
BACA JUGA: AHY Pertimbangkan Usung Heru Budi Hartono Jadi Cagub Jakarta
Karena itu, program makan bergizi gratis yang digagas presiden terpilih Prabowo Subianto menjadi sangat relevan, karena menjadi pondasi bagi penyiapan SDM yang sehat karena terpenuhi gizinya sehingga bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.
"Program makan bergizi gratis juga bisa menghidupkan kembali sektor pangan sehingga membuat orientasi industri ke depan bukan lagi hanya memanfaatkan sumber daya alam yang tidak terbarukan, seperti energi dan sumber daya mineral," kata Bamsoet dalam keterangan resminya, Rabu (7/8).
Melalui program makanan bergizi gratis juga bisa memanfaatkan sektor pangan agar bisa menjadi kekuatan utama ekonomi bangsa.
"Pada akhirnya bisa menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045," ujar Bamsoet yang juga Dosen Tetap Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Borobudur.
Dia menyampaikan Indonesia memiliki potensi sumber daya pertanian yang melimpah, karena termasuk daerah tropis dengan plasma nutfah (biodiversity) nomor dua terbesar di dunia setelah Brasil.
Artinya, Indonesia memiliki komoditas pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang sangat beragam jenisnya.
Indonesia juga mempunyai lahan cukup luas yang belum dimanfaatkan dengan optimal.
Bamsoet menyebutkan total luas daratan Indonesia adalah sebesar 191,1 juta hektare, terbagi atas 43,6 juta hektare lahan basah, dan 144,5 juta hektare lahan kering.
Dari total luas tersebut yang berpotensi untuk areal pertanian seluas 15,9 juta hektare.
Potensi ketersediaan sumber daya lahan untuk pengembangan padi sawah 7,5 juta hektare, tanaman pangan, cabai, bawang merah dan tebu 7,3 juta hektare, dan tanaman cabai dan merah dataran tinggi sekitar 154,1 ribu hektare.
"Pada tahun 2045, Indonesia diproyeksikan mengalami puncak bonus demografi, dengan jumlah penduduk usia produktif 15-64 tahun mencapai sekitar 207,99 juta jiwa dari total penduduk 318,96 juta jiwa," ungkapnya.
Menurut Bamsoet, ini berarti lebih dari 65 persen penduduk akan berada dalam rentang usia produktif yang merupakan kondisi ideal untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
"Tantangannya adalah bagaimana kita bisa mengarahkan bonus demografi tersebut untuk menggeliatkan sektor pertanian. Memberikan jaminan kepada para generasi muda bahwa sektor pertanian sangat menjanjikan bagi perekonomian nasional," jelas Bamsoet.
Waketum Partai Golkar itu juga mengatakan upaya memaksimalkan manfaat bonus demografi termasuk peningkatan pendidikan dan keterampilan, serta pengembangan ekonomi yang inklusif.
Perubahan gradual dari mulai gizi dan kesehatan, serta pendidikan sehingga siap menuju industri prioritas dengan mengedepankan sektor pertanian.
Selain sektor pertanian, Indonesia juga memiliki potensi kuat memajukan ekonomi kreatif.
Pada tahun 2022, nilai produk domestik bruto (PDB) dari sektor ekonomi kreatif Indonesia mencapai sekitar Rp 1.280 triliun, dan diproyeksikan melebihi Rp 1.300 triliun pada tahun 2023.
Berkontribusi signifikan terhadap PDB nasional, mencakup sekitar 6,54 persen pada tahun 2022.
"Industri kreatif di Indonesia mencakup berbagai subsektor, seperti kuliner, fashion, kriya, dan sektor digital seperti pengembangan aplikasi dan permainan," terangnya.
Bamsoet menambahkan pertumbuhan sektor ini didorong oleh potensi besar dari keberagaman budaya dan kekayaan kreativitas yang ada di seluruh Indonesia.
"Dengan terus berkembangnya teknologi digital dan meningkatnya penggunaan internet, sektor ini diharapkan terus tumbuh dan menjadi salah satu pilar penting dalam perekonomian Indonesia di masa depan," pungkas Bamsoet. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi