jpnn.com, JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) bersama entrepreneur Bambang Reguna Bukit alias Bams Samsons membagikan jurus membangun jiwa entrepreneurship.
BACA JUGA: Catatan Ketua MPR RI: Menuju Endemi, Ikhtiar Merdeka dari Covid-19
Hal itu dilakukan di hadapan para mahasiswa dan civitas academica Universitas Terbuka (UT).
Ada penelitian yang mengungkap beberapa kendala yang dihadapi mahasiswa dalam berwirausaha.
BACA JUGA: Bamsoet Ajak Investor Tiongkok Bangun Jalan Tol MengwiâGilimanuk
Yakni, terkendala modal, tidak berani mengambil risiko, tidak memiliki jiwa wirausaha, tidak ada partner, dan situasi yang tidak memungkinkan.
"Hasil penelitian tersebut sangat bisa dipatahkan. Contohnya, saat menjadi mahasiswa Universitas Jayabaya, tanpa modal, saya bisa memulai usaha menjual pisang goreng hingga kaus dengan keuntungan lumayan,'' ujar Bamsoet.
BACA JUGA: Bamsoet Beri Masukan untuk Tangani Aplikasi Investasi Ilegal, Aparat Harus Tahu
Kemudian, saat menjadi wartawan dan meliput pembukaan Pasar Induk Kramat Jati, Bamsoet mengetahui bahwa mereka mengambil barang dari Bekasi.
''Lantas, saya menawarkan diri untuk menjadi pemasok. Dengan menyewa kendaraan pikap, setiap pagi dini hari saya bolak-balik dari Bekasi ke pasar induk. Keuntungan yang didapat sangat lumayan,'' ujarnya.
Jadi, modal tidak boleh menjadi alasan untuk memulai usaha.
Hal itu dikatakannya saat memberikan kuliah umum kepada para mahasiswa Universitas Terbuka di Gedung Nusantara IV, Komplek MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa (29/3).
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan, begitu pula kisah sukses Bams Samson saat memulai kariernya sebagai musisi bersama grup band Samson.
Tidak hanya bermusik, Bams dan kawan-kawannya juga membuat perusahaan yang memproduksi musik dan memberikan lisensi kepada label untuk mendistribusikan karya.
"Setelah tidak lagi bersama Samsons, Bams aktif di dunia usaha dengan memiliki bisnis di bidang furnitur dan kesehatan,'' ungkap Bamsoet.
Dia juga menjadi co-founder The Fit Company, perusahaan yang fokus pada produk gaya hidup sehat dan aktif.
''Bisnisnya dimulai dari nol. Bams merasakan menjadi trainer, kasir, sampai sales untuk memajukan berbagai usahanya," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menerangkan, cukup banyak kisah sukses mahasiswa dalam bidang kewirausahaan, baik program pemerintah maupun perguruan tinggi.
Faizal Hidayat, mahasiswa asal Kabupaten Brebes, yang lulus dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) Studi Teknik Elektro pada 2013 memiliki modal Rp 1,3 juta untuk menyewa kios yang akan dijadikan kafe.
Pada 2017, dia memiliki 20 outlet dengan omzet Rp 400 juta.
"Samsul Arifin, seorang pedagang sayur di Pasar Blok A Jakarta Selatan. Saat berusia 20 tahun, dengan modal Rp 1 juta saja, kini omzetnya mencapai Rp 185 juta per bulan,'' ujarnya.
Hingga saat ini, Samsul menjalankan bisnisnya dibantu lima karyawan.
Bisnisnya kini tidak hanya mampu membiayai kuliahnya.
''Kini, dia mampu membeli mobil, motor, tanah, dan membangunkan rumah untuk ibunya tercinta," terang Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila ini menambahkan, Wenas Agusetiawan, Dimas Surya Yaputra, dan kawan lainnya mendirikan situs booking pesawat, hotel, kereta api, dan event tiket.com.
Saat itu, mereka berusia antara 22 hingga 26 tahun pada Agustus 2011.
Saat ini, tiket.com menjadi salah satu aplikasi travel agen teramai kedua di Indonesia.
Salah satu merek sepatu terkenal Brodo Footwear juga dirintis Yukka dan Putera sejak mengikuti perkuliahan di kampus.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menekankan, berbagai kisah sukses itu harus menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda untuk menumbuhkan jiwa entrepreneurship.
"Presiden Jokowi juga terus memberikan berbagai fasilitas melalui Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024 yang menjadi pedoman dalam mengembangkan kewirausahaan nasional," tandas Bamsoet. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi