jpnn.com - SURABAYA - Bandar dan pengedar narkoba terus melakukan regenerasi pelanggan.
Itu tergambar dari hasil analisis dan evaluasi (anev) BNN Kota Surabaya sepanjang tahun ini.
BACA JUGA: Hmmm, Ternyata PNS Masih Banyak yang Tidak Disiplin
Hingga menjelang tutup tahun, BNNK Surabaya sudah merehabilitasi 364 orang.
Mereka terjaring saat digelar razia dan tes urine. Nah, mayoritas pecandu yang direhabilitasi masuk kategori masih coba-coba.
BACA JUGA: Tolong Dibaca, Ini Kabar Penting untuk PNS
"Yang pecandu berat cuma 82 orang. Mereka sudah lama mengonsumsi narkoba. Dengan kata lain, banyak yang berstatus pengguna baru," jelas Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti.
Banyaknya pengguna baru tersebut merupakan realitas yang terjadi di kota besar seperti Surabaya.
BACA JUGA: 29 Pelajar dan Pasangan Mesum Terjaring Satpol PP
Narkoba tak ubahnya sebuah produk yang dikenal melalui proses promosi.
Ada proses perkenalan dengan pengguna baru. Biasanya mereka diajak teman yang lebih dahulu menjadi pemakai.
Yang kerap dikonsumsi beramai-ramai adalah sabu-sabu.
Awalnya sebatas coba-coba. Namun, sekali mencoba, mereka akan mencari lagi hingga kecanduan.
Saat itulah mereka tidak lagi membutuhkan teman yang sebelumnya mengajak berpesta sabu-sabu.
Mereka berusaha untuk membeli langsung ke pengedar.
"Otomatis pengedar yang dapat untung. Mereka dapat satu lagi pelanggan anyar," kata mantan Kasubbaghumas Polrestabes Surabaya tersebut.
Sepanjang 2016, BNNK kerap menemukan pengguna baru. Pada dasarnya, lebih mudah menangani pecandu baru ketimbang yang sudah akut.
Sebab, sistem sarafnya belum terlalu rusak. "Peluang untuk cepat pulih lebih besar. Tapi, tetap bergantung pada niat pecandu itu sendiri," tutur dokter BNNK Surabaya Singgih Widi Pratomo.
Terkait dengan jumlah pecandu yang direhabilitasi, angka sepanjang 2016 sebenarnya sudah melebihi target.
Sebelumnya, BNNK Surabaya "hanya" menargetkan 272 korban penyalahgunaan narkoba direhabilitasi.
Jumlah yang melebihi target tersebut tidak dianggap sebagai prestasi. Sebaliknya, itu justru menunjukkan bahwa peredaran narkoba semakin luas.
Jumlah tersebut adalah yang tampak di permukaan, belum termasuk pengguna yang tidak terpantau BNNK.
Karena itu, usaha menekan peredaran narkoba harus semakin gencar.
Seksi pemberantasan BNNK akan dioptimalkan sebagai motor utama. Mereka akan memantau para pengedar narkoba yang menyasar pengguna baru.
Tahun ini BNNK menangani 14 kasus narkoba. Ganja dan sabu-sabu menjadi komoditas yang paling sering diburu.
"Untuk peredaran pil dobel L, sasarannya tetap pelajar," ungkap Suparti.
Fakta peredaran di kalangan pelajar juga menjadi salah satu perhatian BNNK.
Sebab, pengedar memang melirik pelajar sebagai sasaran pelanggan anyar.
Sebagai antisipasi, BNNK akan rutin melakukan razia dan tes urine.
Suparti menambahkan, operasi dalam skala besar menjadi salah satu solusi untuk menjaring banyak pengguna narkoba.
Buktinya, pada pertengahan tahun ini BNNK ikut aktif dalam operasi bersinar.
Mereka menjaring 33 orang melalui tes urine.
Angka tersebut merupakan yang tertinggi selama pelaksanaan tes urine pada 2016.
''Kami siap merangkul instansi mana pun yang punya kepedulian memaknai regenerasi pengguna narkoba ini,'' ujar mantan Kapolsek Wonocolo itu. (did/c7/fal/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 39 Rumah Porak-poranda Dihantam Puting Beliung di Muaro Jambi
Redaktur : Tim Redaksi