jpnn.com - BALIKPAPAN - Bandar narkoba jaringan internasional Amirudin alias Aco (29) bakal melanjutkan sisa hidupnya di balik jeruji besi. Itu setelah majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Balikpapan yang diketuai I Wayan Wirjana menjatuhkan vonis penjara seumur hidup kepadanya, kemarin (10/9).
Mengenakan kemeja putih, Aco tampak tenang menghadapi jalannya persidangan. Sambil membaca putusan dari hakim, Aco sesekali mengelap keningnya. Dia juga terus menundukkan wajahnya dan menghindari jepretan kamera awak media yang menunggui sidangnya.
BACA JUGA: MUI Minta Video Curup Membara Diusut Tuntas
Dalam putusannya, Aco divonis penjara seumur hidup. Dia terbukti melakukan pemufakatan jahat dan menguasai narkotika golongan satu.
“Hukuman dijatuhkan sesuai pasal 132 junto pasal 112 ayat 1 dengan penjara seumur hidup,” kata Wayan Wirjana, setelah sidang.
BACA JUGA: Jaksa Mogok Sidang, PN Serang Lengang
Vonis itu lebih rendah dari tuntutan jaksa yang ingin agar Aco dihukum mati. Menanggapi putusan hakim, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Aditia mengungkapkan masih pikir-pikir.
“Kami diberikan waktu tujuh hari untuk berpikir. Namun hukuman itu sudah maksimal,” katanya.
BACA JUGA: Pria di Video Curup Membara Terancam Penjara 15 Tahun
Sedangkan penasihat hukum terdakwa, Salma, mengatakan akan mempelajari putusan dari hakim. “Setelah itu baru kami ambil tindakan,” terangnya.
Vonis seumur hidup yang dijatuhkan hakim, setelah mempertimbangkan hal yang memberatkan, yakni terdakwa pernah dijatuhi hukuman serupa. Selain itu, Aco juga mengendalikan peredaran narkoba saat masih ditahan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas IIB Balikpapan. “Untuk yang meringankan tidak ada,” ujar Wayan.
Aco memang sudah tiga kali dihukum. Semuanya karena tersangkut narkoba. Vonis pertama, dia dijatuhi enam tahun kurungan, lalu kembali dihukum enam tahun. Vonis ketiga lebih berat, 20 tahun penjara.
Sebelumnya, Aco tertangkap karena kepemilikan sabu-sabu 1,008 kilogram. Suami dari Retno Sefti ini, ditangkap Juni 2012 lalu, di Rutan Klas IIB Balikpapan di kamar Blok C-1. Dia berperan sebagai bos besar yang menyuruh Aspiyani Tendean (25) dan Dwi Sri Rahayu (25) untuk menerima paket kiriman sabu-sabu. (edw/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penyebab Kanit Buser Dipukul di Persidangan
Redaktur : Tim Redaksi