Bandara Canberra kini diramaikan dengan kerlap-kerlip lampu pelangi di terminal barunya, sebagai bentuk dukungan terhadap pernikahan sesama jenis. Hal itu dilakukan setelah Parlemen Australia kembali melanjutkan dan mempertimbangkan topik ini.

Tulisan #wecandothis terlihat di bagian depan bandara, sebagai salah satu bentuk kampanye. 

BACA JUGA: Stabilitas Timor Leste Terancam Setelah Terbunuhnya Mauk Moruk

"Kami berharap suasana [warna-warni] pelangi di pintu gerbang ke ibu kota Australia akan memiliki dampak yang sama saat Gedung Putih di Amerika Serikat, lewat Mahkamah Agung-nya memutuskan kesetaraan perkawinan di Amerika Serikat, bulan Juni tahun ini," kata Stephen Byron, direktur bandara.

Sebenarbya, ada pengelaman "pribadi" dari keluarga direktur bandara tersebut. Saudara Stephen Byron, Tom Snow menikah suaminya di Selandia Baru tahun lalu.


Bandara Canberra dengan nuasa warna-warni pelangi. Foto: Twitter, @CanberraAirport.


Keluarga Snow adalah pemilik dan yang memiliki tanggung jawab untuk mengoperasikan bandara di Canberra. Karenanya, perusahaannya tergabung dalam daftar pebisnis Australia yang ikut mendukung pernikahan sesama jenis.

Pada bulan Mei, ada satu halaman penuh di surat kabar yang menyatakan mendukung pernikahan sesama jenis, dengan pencantuman logo dari sejumlah perusahaan-perusahaan besar di Australia.

BACA JUGA: Kesal dengan Ulah Politisi Australia, Pria Ini Luncurkan Crowdfunding

"Kami sedang berusaha menyoroti upaya kesetaraan yang dilakukan sejumlah orang secara mendalam, positif dan perasaan yang kuat," kata Byron.

"Kesetaraan hubungan sesama jenis merupakan masalah yang sangat penting bagi bandara di Canberra - bukan hanya karena kami percaya kesetaraan adalah hak bagi seluruh masyarakat, tapi juga karena memiliki makna pribadi bagi keluarga kami."

"Saudara saya, Tom Snow, dan suaminya menikah tahun lalu di Selandia Baru, disaksikan anak-anak mereka dan keluarga kami," tambah Snow.

"Ini mengejutkan bagi saya, dimana, hubungan saya dengan istri dan anak-anak diberikan perlindungan oleh negara, tapi Tom dan keluarganya dipaksa ke luar negeri untuk menikah," ujarnya lagi. 

Tom juga merasa heran bahwa ia tinggal di sebuah negara, di mana suami dan tiga anak-anaknya "tidak diberikan perlakuan yang sama".

"Pernikahan yang bahkan tidak diakui oleh Pemerintah kita sendiri," katanya.

Diperkirakan pembahasan perkawinan sesama jenis diantara lintas partai akan dimulai dalam beberapa pekan kedepan.

BACA JUGA: Ketua DPR Australia yang Baru Janji Bersikap Lebih Independen

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Cara Mahal Memanjakan Hewan Peliharaan

Berita Terkait