Penegasan itu disampaikan Dirut PT Angkasa Pura II Eddy Haryoto dalam paparan pembangunan Bandara Kuala Namu di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Medan, Jumat (21/11)
BACA JUGA: Pemenang Pilkada Taput dilaporkan ke KPK
”Tidak ada kendala yang menghambat proyek ini, kecuali masalah tanah yang lembek,” katanya.Akibat tanah labil, pembangunan sisi privat atau landasan pacu terlambat
BACA JUGA: Telkom Minta Baralek Gadang Disiarkan Secara Nasional
”Penggunaan pasir laut ini masih harus menunggu izin Departemen ESDM,” paparnyaSambil menunggu izin, beberapa paket pembangunan sisi privat mulai ditenderkan
BACA JUGA: Cegah Trafficking, THM di Jayapura Dirazia
Izin penambangan dari bupati Deli Serdang pun sudah dikeluarkan”Sekarang ini paket outer side bandara atau paket satu, seperti pembangunan runway dan taxiway, terealisasi 16 persenSedangkan, pembangunan sisi publik (terminal) telah mencapai 53 persen,” katanya.Dengan selesainya runway dan taxiway Bandara Medan Baru pada akhir 2009, pengganti Bandara Polonia itu sudah bisa berfungsi dan dioperasikan”Kami akan membuat paralel taxiway sepanjang 3 ribu meter dan lebar 45 meter sehingga bandara bisa beroperasi,” jeas EddyDengan dibangunnya paralel taxiway, bandara tersebut bisa didarati pesawat Boeing 747 dan Airbus A-300
Dalam paparan itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menanyakan kesiapan pembangunan jalan tol dari Medan ke Kuala Namu sepanjang 14 kilometerMenteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menyatakan, jalan tol belum bisa dibangun karena Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) tidak berhasil mendapatkan investor
”Karena tidak memperoleh investor, jalan tol hanya bisa dibangun jika ada bantuan luar negeri serta dari APBNUntuk sementara, DPU telah membuat jalan alternatif selebar 7 meter sepanjang 14,5 kilometer yang akan selesai bersamaan dengan pengoperasian bandara pada Desember 2009,” jelas Djoko(noe/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelantikan Bupati KLU Ditunda
Redaktur : Tim Redaksi