jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta menjelaskan perbedaan Partai Gelora dengan partai yang sebelumnya dia pimpin yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Diketahui, Partai Gelora diinisiasi oleh Anis dan sejumlah mantan petinggi PKS lainnya seperti Fahri Hamzah dan Mahfudz Siddiq.
BACA JUGA: Mantan Pegawai KPK Ingin Mendirikan Parpol, Elite PKS Merespons Begini
"Mantan PKS di Partai Gelora ini saya kira sekarang tidak sampai 5 persen," kata Anis dalam program Ngomongin Politik JPNN.com yang tayang pada Jumat (15/10).
Menurut Anis, perbedaan paling fundamental antara Partai Gelora dengan PKS ialah identitas parpol tersebut.
BACA JUGA: Anis Matta Sebut Yahudi Berutang Budi, tetapi Palestina yang Membayarnya
"Lahirnya ini (Partai Gelora, red) itu lebih Indonesia. Jadi, pada suatu masa dalam perjalanan pergerakan saya sebagai aktivis dan juga sebagai politisi, saya menyadari bahwa Indonesia ini basisnya multikultur dan sifat dasar dari masyarakat adalah keterbukaan," tutur dia.
Oleh karena itu, Anis menilai Indonesia membutuhkan satu platform yang bisa mencapai seluruh masyarakat melalui sebuah partai politik.
BACA JUGA: Anis Matta Pilih Tolak Ide Pembentukan Poros Partai Islam, Ini Alasannya
Dia juga memandang polarisasi antara partai berbasis kanan, kiri, dan tengah juga menjadi latar belakang dalam pendirian Partai Gelora pada 2019 lalu.
"Tradisi politik kita biasanya kalau partainya kanan dia pakai istilah 'umat', kalau orang tengah pakai istilah 'bangsa', kalau kiri pakai istilah 'rakyat'. Makna umat, bangsa, dan rakyat ini sebenarnya, kan, satu," papar mantan Presiden kelima PKS itu.
Dengan begitu, Anis mengaku ingin keluar dari pengelompokan yang dianggapnya sudah lama terjadi di Indonesia. Sebab, menurutnya hal tersebut sudah tidak lagi relevan lagi.
"Menurut saya, ada persoalan pada DNA pemikirannya dimana sistem-sistem organisasinya tidak memungkinkan dia (PKS, red) untuk membuka diri secara luas untuk seluruh bangsa Indonesia," ujar Anis.
Meski begitu, Anis mengaku hubungannya dengan PKS secara personal baik-baik saja. (mcr9/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Natalia
Reporter : Dea Hardianingsih