jpnn.com, JAKARTA - Para wakil rakyat di DPR RI sering kali dihujat. Bahkan, sebuah lembaga survei menempatkan DPR sebagai lembaga negara dengan tingkat kepercayaan publik terendah.
Namun, DPR yang sering di-bully di dalam negeri justru memperoleh pujian dari mancanegara. Adalah Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), lembaga milik pemerintah Jerman yang memuji kiprah DPR RI.
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Victor Laiskodat Sebaiknya Klarifikasi Saja
Menurut Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, GIZ menempatkan lembaga negara yang kini dipimpin Setya Novanto itu sebagai parlemen paling transparan di antara negara-negara Asia Tenggara. "Kami bangga jika DPR dinilai paling terbuka karena itu artinya salah satu indikator membaiknya demokrasi Indonesia," kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (10/8)
Fahri mengatakan, komentar positif itu langsung keluar dari Koordinator GIZ Bernardo R. Agawin. Merujuk penuturan Bernardo ke Fahri, studi yang dilakukan pemerintah Jerman menunjukkan DPR menempati urutan teratas dalam hal transparansi dibanding parlemen lain di Asia Tengara.
BACA JUGA: Fahri Hamzah: Jokowi Bisa Terpilih Lagi...
Menurut Fahri, DPR memang sangat terbuka kepada para pemangku kepentingan. Bahkan, DPR juga terus berinovasi baik dalam hal legislasi ataupun berinteraksi dengan publik.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menegaskan, keterlibatan publik dalam proses demokrasi adalah salah satu target besar yang menjadi cita-cita Tim Reformasi DPR yang dipimpinnya. "Meskipun diterpa banyak isu, parlemen modern yang transparan dan memanfaatkan teknologi pada setiap prosesnya akan jadi legacy DPR periode ini," ujarnya
BACA JUGA: Fahri Hamzah Minta MKD Gerak Cepat Tangani Viktor Laiskodat
GIZ dikenal sebagai perusahaan internasional milik pemerintah federal Jerman yang beroperasi di berbagai bidang di lebih dari 130 negara. GIZ umumnya bekerja sama dengan pemerintah negara, lembaga negara, dan sektor swasta.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahri Hamzah: Gaji Sudah Terlalu Besar, Kurang Ajar Kalau KPK Masih Jahat
Redaktur & Reporter : Boy