‘Bang Jangan tinggalkan Deka Bang, Bangun Bang’

Rabu, 19 April 2017 – 03:45 WIB
Ramos Maksasai (kanan) orang tua almarhum Tua Purnama dan adiknya Dika menangis histeris di RSCM Panbil, Mukakuning, Seibeduk setelah melihat anaknya tewas dikeroyok massa karena diduga mencuri burung, Selasa (18/4). F. Dalil Harahap/Batam Pos

jpnn.com, BATAM - Orang tua Tua Purnama, 16, Satoto dan Ramos Maksasai tampak setia menemani jenazah anaknya di kamar jenazah RSCM, Batam, Kepri, Selasa (18/4).

Adik perempuan Tua, Dika juga tampak hadir menemani kedua orang tuanya yang tak hentinya menangis.

BACA JUGA: Polisi Selidiki Kasus Tewasnya Siswa SMP Korban Amukan Massa

Siswa kelas tiga itu tewas diamuk massa setelah kepergok mencuri 10 ekor burung Love Bird dan Kenari milik Syarwin warga di Blok D7/21 perumahan Nusa Indah, Batam, Kepri, Selasa (18/4) sekitar pukul 04.00 WIB.

Sementara dua rekannya berhasil melarikan diri. Polisi pun telah melakukan penyelidikan terhadap kedua pelaku lainnya.

BACA JUGA: Sangkar Burung Nyangkut di Truk, Saiful Jatuh...Innalillahi

Pantauan Batam Pos (Jawa Pos Group) di RSCM, tangis pilu kedua orang tua dan adiknya Tua cukup menyedihkan.

"Abang, kenapa kamu begini. Apa yang salah denganmu bang. Ya Allah bangunkan anakku. Mama baru pulang kerja, abang bangun pulang kita bang," ujar Ramos dalam tangisan seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.

BACA JUGA: Adik-Adik, Jangan Tiru Ulah 2 Pelajar Ini Yes

Tangisan dan panggilan serupa juga keluar dari Deka. Deka cukup histeris kala melihat kepala abangnya penuh dengan luka bekas pukulan.

"Abang jangan tinggalin Deka bang. Bangun bang," tariak Deka.

Sementara Satoto ayah Tua, tak banyak bersuara namun air matanya tak berhenti menetes.

"Dia masih kelas tiga SMP, tapi sudah sebulan tak sekolah dia karena mau pindah ke kampung. Saya sudah ambil surat pindahnya. Anak-anak umur begini paling ikut-ikutan. Kalaupun dia salah kan ada polisi, kenapa harus dipukul sampai mati begini," kata Satoto.

Untuk itu Satoto bertekad kasus kematian putra pertamanya itu juga akan diselesaikan secara hukum. "Ini pembunuhan namanya dan itu tidak dibenarkan hukum. Ini harus diproses," ujarnya lagi.

 Sejumlah anggota keluarga Satoto lainnya juga berpendapat yang sama. Mereka akan berjuang bersama Satoto untuk mengungkap siapa-siapa saja yang memukul Tua hingga tewas seperti itu. (eja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Pria Bertato Ngintip dari Jendela, Hmmm.....


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler