Bang Ray Minta Polisi Tak Umbar Tudingan Makar

Senin, 28 November 2016 – 22:22 WIB
Ray Rangkuti. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik Ray Rangkuti meragukan kabar yang menyebut aksi unjuk rasa 2 Desember mendatang didomplengi upaya makar untuk menggulingkan pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Menurutnya, mengaitkan aksi unjuk rasa berjuluk 212 itu dengan tindakan makar merupakan tindakan berlebihan.

BACA JUGA: Akom Ikhlas Jika Harus Serahkan Kursi Ketua DPR ke Papa Novanto

"Saya enggak yakin (ada gerakan makar,red). Menurut saya, kalau istilah makar berlebihan," ujar Ray di sela-sela seruan bersama tokoh dan masyarakat sipil guna menyikapi kondisi kebangsaan akhir-akhir ini, di Hotel Atlet Century, Senin (28/11).

Merujuk pengalaman Ray selama ini, aparat keamanan sering menggunakan istilah makar ketika ada aksi-aksi massa. Misalnya di era kepemimpian Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), penggunaan istilah makar setidaknya digunakan sebanyak tiga kali.

BACA JUGA: Para Kiai Bahas dan Kritisi Konstitusi Negara

"Yaitu di 2010, 2011 dan 2013. Bahkan dulu ada gerakan cabut mandat SBY juga di stigma hal yang sama (dugaan makar,red), meskipun bahasanya beda," pungkas Ray.

Pria berdarah Batak itu pun berharap kepolisian ke depan tidak terlalu cepat menyimpulkan ada upaya makar ketika menghadapi aksi-aksi unjuk rasa. Sebab, istilah makar menimbulkan kesan proses demokrasi tidak berjalan.

BACA JUGA: Pengamat: Ada 4 Pengecualian Dalam Penanganan Kasus Ahok

“Biarkan publik yang menilai, apakah tujuannya (Aksi 212, red) masih objektif dan rasional. Jadi silakan saja layani dan jangan membuat stigma makar," kata Ray berharap.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UU ITE Baru Lebih Manusiawi karena Mengatur Soal Rehabilitasi Nama Baik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler