Bang Ruhut Bicara Kehendak Rakyat, Kamhar Demokrat: Semua Mesti Taat Aturan

Selasa, 29 Juni 2021 – 21:14 WIB
Wakil Ketua Umum Kader Muda Demokrat (KMD), Kamhar Lakumani. FOTO: Dok.pri

jpnn.com, JAKARTA - Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menyebut demokrasi yang sehat ialah yang berpijak konstitusi. Segala dinamika di alam demokrasi harus sesuai koridor konstitusi.

Kamhar mengatakan itu demi mengomentari pernyataan Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul tentang masa jabatan presiden tiga periode pascamunculnya sukarelawan Jok-Pro yang mendorong Jokowi-Prabowo berduet di Pilpres 2024.

BACA JUGA: Habib Rizieq Bebas Juli, Ruhut: Masih Panjang

"Artinya semua ada aturannya, dibatasi aturan dan semua mesti taat aturan. Tak bisa semaunya, karena sedang berkuasa semena-mena mengutak-atik aturan untuk kepentingan melanggengkan kekuasaan," kata Kamhar dalam keterangan persnya, Selasa (29/6).

Menurut dia, upaya melanggengkan kekuasaan dengan mengatasnamakan rakyat, menjadi ciri dan karakter negara kontrademokrasi.

BACA JUGA: Ada Pesan Serius dari Bang Ruhut untuk Mas Ganjar

"Para penghamba kekuasaan dengan berbagai dalil akan terus merepresentasikan wacana atas nama rakyat, sesuai kehendak rakyat, rakyat yang meminta dan menghendaki, serta justifikasi pelanggengan kekuasaan," beber Kamhar.

Dirinya pun menjelaskannya bahwa wacana presiden tiga periode inkonstitusional. Selain itu, wacana itu tidak etis terus digulirkan pada saat Indonesia berperang menghadapi pandemi COVID-19.

BACA JUGA: HRS Divonis 4 Tahun Penjara, Ruhut Sitompul: Harus Bersyukur

"Lonjakan COVID-19 yang makin tinggi dan tak terkendali, serta beban utang yang makin menggunung, Indonesia berpotensi menjadi negara gagal karena telah terjebak pada situasi Fisher’s Paradox," bebernya.

Luhut sebelumnya menyoroti suara rakyat dari wacana presiden tiga periode. Menurutnya, orang mau bilang apa pun, ketika rakyat yang berkehendak maka sulit untuk dibendung.

Dia mencontohkan kekuasaan Soeharto selama 32 tahun saat Orde Baru yang tumbang setelah rakyat berkehendak.

"Kalau sudah rakyat menyatakan kau harus jatuh, itulah kejadian. Makanya peristiwa 98 itu yang hebat rakyat, bukan yang hebat Amien Rais, bukan para pedemo itu, rakyat," ujar pemeran sinetron Gerhana itu.

Namun sekarang dia melihat kebalikannya berkaitan dengan Jokowi dan wacana tiga periode.

"Kalau rakyat maunya dia tiga periode mau apa kita? Ini rakyat kok, yang senang sama dia (Jokowi, red) kan rakyat," kata eks politikus Partai Demokrat itu. (ast/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler