jpnn.com - JAKARTA - Direktur Centre for Budget Analysis Uchok Sky Khadafi menilai tidak ada yang istimewa dari sebuah kontrak politik. Seperti janji kampanye biasa, pernyataan tertulis yang ditandatangani langsung oleh calon kepala daerah itu langsung tak ada harganya lagi ketika mereka terpilih.
Begitulah Uchok memandang kontrak politik calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan warga Tanah Merah, Jakarta Utara, siang tadi, Minggu (2/10).
BACA JUGA: Videotron Jumat Keramas Jadi Sorotan Dunia
"Yang namanya kontrak politik hanya sekedar untuk mencari dukungan suara. Tapi kalau sudah dapat suara dari warga, isi kontrak politik hanya sebuah kertas dan tanda tangan," kata Uchok saat dihubungi.
Uchok pun menyinggung kontrak politik antara Joko Widodo dengan warga Muara Baru, Jakarta Utara, ketika Pilkada DKI 2012 silam. Setelah terpilih menjadi gubernur, Jokowi pun melupakan isi kontrak tersebut.
BACA JUGA: Serbu Rumah Pentolan PP, 40 Anggota Ormas Betawi Dibekuk Polisi
Uchok yakin Anies tidak mungkin lebih baik daripada Jokowi. "Dugaan saya, Anies juga akan mengikuti jejak Jokowi. Yang namanya kontrak politik tak ada jaminan apapun. Salah satu tidak menempati, tidak akan ada sanksinya," kata Uchok.
Dia juga mengimbau masyarakat untuk tidak lagi menyodorkan kontrak politik. Karena memang tidak ada jaminan bakal ditepati.
BACA JUGA: Jual Konsep Lama Jokowi, Anies Janji Tak Ada Lagi Penggusuran
"Sebelum kontrak politik, seharusnya warga Tanah Merah menelusuri jejak Anies pada saat menjadi menteri atau rektor paramadina. Banyak yang kecewa dengan sosok Anies," tukasnya. (rmol/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wagub Djarot Minta Dokter Cilik Diberdayakan untuk Menegur Orang Tua
Redaktur : Tim Redaksi