jpnn.com - JAKARTA - Anggota Badan Anggaran Komisi I DPR, Syaifullah Tamliha menyatakan terlalu prematur kalau TNI Angkatan Udara maupun Istana membicarakan pembelian heli kepresidenan saat ini. Sebab, Komisi I DPR belum pernah membahas anggaran satuan II untuk Kementerian Pertahanan yang membawahi TNI.
"Saya ingin klarifikasi, saya kan banggar komisi I. Komisi 1 belum bahas satuan dua (program) tehadap anggaran Kemhan, sehingga terlalu prematur kalau dikatakan bahwa AU sudah ada duit untuk beli heli dari Italia," kata Tamliha di Jakarta.
BACA JUGA: MKD Usut Setnov, yang Usut Luhut dan Sudirman Siapa?
Ini disampaikan politikus PPP itu menyikapi polemik tentang rencana TNI AU membeli sebuah helikopter kepresidenan baru melalui APBN 2016. Perdebatan terjadi karena TNI AU berencana membeli heli jenis AW 101 Agusta buatan Italia. Di sisi lain, banyak pihak mendorong pemerintah membeli produk dalam negeri, produksi PT Dirgantara Indonesia.
Di sisi lain, Tamliha tidak yakin Presiden Joko Widodo memerlukan heli buatan Italia itu. "Saya gak yakin presiden butuh heli itu. Saya dengar sendiri dari KIH salah satu poin penting pertemuan pertama, Jokowi akan berdayakan hasil karya dalam negeri termasuk hasil PT DI," tegasnya.
BACA JUGA: BNN Harus Sosialisasikan 541 Narkoba Jenis Baru
Kalaupun yang dipersoalkan masalah pesawat yang akan dibeli tersebut anti peluru, politikus asal Sulawesi Selatan ini menilai untuk mendorong kemajuan industri strategis, tidak ada salahnya Indonesia membuat kaca anti peluru. "Itu kan soal bahan saja," pungkasnya.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Aneh, Kejagung Malah Harapkan Yayasan Supersemar Proaktif
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hati-hati! Jangan Sampai Ada Pejabat Dipenjara Gara-gara Heli Augusta
Redaktur : Tim Redaksi