Bangkai Pesawat Tertutup Lumpur

Senin, 05 Januari 2015 – 05:29 WIB
TERJANG OMBAK: Tim penyelam dari Basarnas Special Group dengan kapal karet menerjang ombak untuk bergabung dengan para penyelam dari TNI-AL di KRI Banda Aceh, Minggu (4/1). Foto: Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Pada hari kedelapan upaya pencarian pesawat AirAsia QZ8501 dan jenazah penumpang, muncul kendala baru. Selain faktor cuaca buruk, gelombang, serta arus bawah laut, tim SAR menemukan kondisi dasar laut di lokasi yang diduga tempat badan pesawat sangat keruh.

 

Kepala Basarnas Marsekal Madya F.H.B. Soelistyo menyatakan, 89 penyelam dari TNI dan Basarnas Special Group (BSG) belum bisa melakukan penyelaman kemarin (4/1).

BACA JUGA: Sukhoi Saja Mau Bayar Rp 1,25 Miliar

Penyebabnya adalah arus laut yang kencang mencapai 2 knot serta kondisi air laut yang berlumpur.

BACA JUGA: Mantan Pengacara Soeharto Siap Bela Agung Cs di Pengadilan

”Hanya dua penyelam terpilih yang akhirnya menyelam. Itu pun tidak mendapatkan hasil,” paparnya dalam konferensi pers kemarin.

Mendengar laporan hasil penyelaman tidak maksimal, Soelistyo menginstruksi lima kapal yang punya alat remotely operated vehicle (ROV) –yang mampu mendeteksi benda di bawah laut– untuk mendekat ke lokasi pencarian.

BACA JUGA: Kemenag Antisipasi Makelar Kursi Haji

Yakni KM Jayabaya yang mengangkut petugas KNKT, kapal RSS Supreme Singapura, RSS Swift Singapura, kapal Crest Onyx Rusia, dan kapal Baruna Jaya. ”Namun, karena arus laut terlalu kencang, ROV tidak bisa dioperasikan,” jelasnya.

Lumpur itu diprediksi mengganggu sinyal yang dikirimkan pinger atau alat pengirim sinyal yang menempel di bodi pesawat. Pinger itu akan berfungsi jika terkena air. ”Mungkin rangka pesawat tertutup lumpur sehingga sinyal pinger tidak bisa ditangkap radar,” duga Soelistyo.

Menanggapi hal itu, mantan penerbang pesawat tempur Hawk MK-53 tersebut menjelaskan, kemungkinan itu bisa saja terjadi. Sebab, sampai kini tim gabungan belum menerima sinyal dari pinger AirAsia.

Kemungkinan yang lain adalah radar yang dimiliki lima kapal tersebut belum menjangkau posisi pesawat. ”Kan alat juga punya jarak jangkaunya. Mungkin belum terjangkau,” tambah dia.

Keruhnya kondisi air juga berpotensi memperlambat pencarian kotak hitam (black box). Ditambah derasnya arus laut, sangat mungkin peranti perekam suara di dalam pesawat itu bisa terseret jauh ke timur mendekati Laut Jawa.  (aph/mia/gun/byu/c9/kim)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cuaca Ekstrem, Tim SAR Nekat Terjang Badai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler