Bangkitkan Minat Baca Perlu Kreativitas

Senin, 01 Desember 2014 – 07:32 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Membangkitkan minat baca anak diperlukan kreativitas orang tua dan guru agar anak senang membaca. Agar dapat memicu anak senang dengan buku-buku bacaan, formula jitu dan menyenangkan, perlu diterapkan di rumah dan di sekolah.

"Agar anak senang membaca buku, perlu pendekatan yang menyenangkan, jangan anak hanya diberitahukan, kalau membaca buku itu baik, membaca buku itu akan menambah ilmu, itu cara yang membosankan dan sangat kuno," kata Mendikbud, Anis Baswedan, kepada wartawan usai meresmikan perpustakaan digital Kemendikbuddasmen, di Jakarta, kemarin.

BACA JUGA: Berapa Nyawa Lagi Harus Hilang Karena Tawuran?

Menurut Anis, perlu cara-cara kreatif dan inovatif untuk  mengajak anak suka membaca, tentunya, harus menyenangkan. Pada dasarnya, kata dia, kesukaan anak membaca karena anak  memang suka terhadap buku.

"Jadi, potensi itu sudah ada, tinggal untuk memunculkan minat suka membaca itu perlu dorongan yang kreatif. Kalau cuma diberitahu membaca itu baik, menambah ilmu, dari dulu juga begitu, berikan anak sebuah kepuasan dalam membaca," jelas Anis.

BACA JUGA: Geng Pelajar Punya Panglima

Disela menjelaskan agar minat baca anak muncul, Anis  mengungkapkan pengalaman pribadinya sampai doyan melahap berbagai buku bacaan.

"Pengalaman saya dulu hingga suka baca, lantaran dibolehkan naik sepeda kalau keperpustakaan. Jadi, keperpustakan bukan nyari buku, tetapi biar bisa pakai sepeda. Akhirnya, lama-kelaman jadi hobi membaca," ungkapnya.

BACA JUGA: Kekerasan Pelajar di Jakarta Sudah Darurat

Jadi, sambungnya, cara kreatif perlu di terapkan orang tua dan guru. Dia menyadari betul minimnya minat baca anak, karena dibarengi dengan minimnya kreatifitas guru dan orang tua dalam memunculkan keinginan tersebut.

Anis menambahkan dengan menjamurnya dunia hiburan yang sangat gampang ditemui oleh anak-anak melalui jaringan nirkabel yang tidak bersifat edukasi, sehingga, Anis menilai  perlu adanya teknologi berbasis digital dan online agar masyarakat dan anak khususnya, dapat dengan mudah mengakses buku-buku secara mudah dan yang terpenting tidak membosankan.

"Karena kompetisi dunia digital yang bersifat mendidik dengan dunia hiburan yang belum tentu memberikan edukasi semakin ketat, jadi, kita harus mendorong dengan cara yang menyenangkan. Nah, ini kompetisi kita. Teknologi ini bisa dipakai dengan aplikasi yg sederhana, mudah mudahan dapat diterapkan dimana-mana," ucap Anis.

Ketua Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Abdul Waidl mengatakan, untuk membangkitkan minat baca anak memang perlu kreativitas orang tua dan guru, namun, dia menilai dengan adanya perpustakaan digital, akan terasa sia-sia, jika, anak-anak yang berada dipedesaan belum bisa menikmati jaringan internet.

Dengan demikian, sambung Waidl, untuk memancing semangat anak berburu buku bacaan, pemerintah harus pro-aktif dalam hal itu. "Menggiatkan perpustakaan keliling hingga kedesa, memperbanyak penulisan buku yang menarik minat, jadi, jangan hanya buku mata pelajaran saja," katanya, saat berbincang dengan INDOPOS (Grup JPNN), Minggu (30/11).

Di samping itu, dia mengatakan, pemerintah juga harus menyelenggarakan kerja sama seluas-luasnya dengan berbagai pihak, untuk membuat taman bacaan didesa dan dikota. "Taman bacanya, tidak di isi dengan buku mata pelajaran."

Nah, terkait dengan menumbuhkan minat baca anak dengan cara yang menyenangkan itu, biarkan anak-anak dapat mengakses buku-buku selain buku mata pelajaran.

"Awalnya memang untuk memberikan stimulus agar mereka senang membaca, berikan mereka buku-buku yang dapat memupuk kecintaan kepada bangsa dan negara," tuntasnya. (cr1)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Buku K - 13 Semester Genap Belum Jelas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler