jpnn.com, SURABAYA - PT Sariguna Primatirta Tbk yang merupakan produsen Cleo gencar berekspansi kareana industri air minum dalam kemasan (AMDK) masih seksi.
Tahun ini Cleo menargetkan pertumbuhan penjualan minimal 40 persen daripada tahun lalu.
BACA JUGA: Strategi Industri AMDK dan Plastik Antisipasi Lonjakan Permintaan
Untuk mencapai target tersebut, Cleo menambah jumlah pabriknya di tanah air.
BACA JUGA: Cleo Catatkan Pertumbuhan Double Digit
BACA JUGA: Tren Ekspor AMDK Meningkat, Nilainya Masih Kecil
Direktur Operasional PT Sariguna Primatirta Tbk Nio Eko Susilo mengatakan, penambahan jumlah pabrik itu adalah agenda rutin tahunan.
”Satu atau dua pabrik baru tiap tahun,” katanya dalam Public Expose tahunan PT Sariguna Primatirta Tbk di Surabaya, Rabu (22/5).
BACA JUGA: Industri AMDK Seksi, BUMN Bangun Pabrik di Surabaya
Pada 2017, Cleo memperluas pabrik di Pandaan dan membangun pabrik baru di Ungaran. Tahun lalu satu pabrik anyar masing-masing berdiri di Kendari dan Ngoro.
Sejauh ini Cleo sudah mengoperasikan 22 pabrik di seantero Indonesia. Tahun ini jumlah itu akan bertambah lima lagi.
Pabrik-pabrik tersebut berlokasi di Prigen, Sukabumi, Singosari, Bali, dan Kediri. Nio mengatakan, lima pabrik tersebut masih berada dalam tahap pembangunan.
”Nilai investasi lima pabrik tersebut hampir Rp 300 miliar. Pada 2020, nanti kami bersiap membangun pabrik Ngoro yang kedua,” ungkapnya.
Direktur Penjualan dan Distribusi PT Sariguna Primatirta Tbk Toto Sucartono menjelaskan, ekspansi pabrik saja tidak cukup untuk meningkatkan penjualan.
Cleo juga harus mengimbangi dengan sistem distribusi pemasaran yang baik. Sampai sekarang, Cleo memiliki 151 titik jaringan distribusi di Indonesia.
Penyumbang penjualan terbesar berasal dari tiga kelompok. Yakni, pasar tradisional, horeca (hotel, restoran, cafe), dan pasar modern.
Toto mengatakan, komposisi penjualan Cleo tahun lalu didominasi produk dalam kemasan botol. Kontribusinya mencapai 37,2 persen.
Kontribusi kemasan galon berkisar 34,95 persen. Sementara itu, cup berkontribusi 27,54 persen.
”Kami harap tahun ini bisa lebih seimbang. Botol 32,98 persen, galon 35,10 persen, dan cup 31 persen,” paparnya.
Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat menjelaskan, bisnis air minum masih cemerlang.
Berdasar data Aspadin, konsumsi AMDK tahun lalu mencapai 29 miliar liter secara nasional.
”Daerah dengan angka konsumsi terbesar adalah Jawa Bali. Porsinya 60 persen,” katanya.
Dia berharap konsumsi AMDK meningkat 9–10 persen. (car/c12/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cleo Catatkan Pertumbuhan Double Digit
Redaktur & Reporter : Ragil