Strategi Industri AMDK dan Plastik Antisipasi Lonjakan Permintaan

Minggu, 21 April 2019 – 01:41 WIB
Ilustrasi galon Aqua. Foto: Aqua

jpnn.com, JAKARTA - Permintaan air minum dalam kemasan (AMDK) di tanah air diproyeksikan melonjak 20 persen saat puasa dan Lebaran bila dibandingkan dengan bulan biasa.

’’Memang tiap tahun dua momen itulah yang menjadi pendorong terbesar dalam pertumbuhan konsumsi AMDK,’’ ujar Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) Rachmat Hidayat, Kamis (18/4).

BACA JUGA: Tren Ekspor AMDK Meningkat, Nilainya Masih Kecil

Rachmat memperkirakan peningkatan terasa sejak minggu pertama bulan puasa. Puncaknya diprediksi terjadi pada minggu ketiga Ramadan sampai Lebaran.

Untuk mengantisipasi kenaikan tersebut, pihaknya bersama anggota yang tergabung dalam Aspadin telah melakukan sejumlah persiapan.

BACA JUGA: Asosiasi Usaha Tolak Insentif Perda Larangan Kantong Plastik

Di antaranya, memaksimalkan produksi, menambah pasokan untuk menunjang permintaan, serta memperluas atau menyewa gudang guna menyimpan stok AMDK.

’’Kami juga menyiapkan logistik supaya distribusi barang lancar,’’ tutur Rachmat.

BACA JUGA: Apindo Dukung Luhut Tolak Industri Plastik Hadir di Batam

Berdasar data Aspadin, konsumsi AMDK tahun lalu tercatat 29 miliar liter secara nasional.

Daerah yang memiliki jumlah konsumsi terbesar adalah Jawa–Bali dengan porsi 60 persen. Kemudian, disusul Sumatera, Sulawesi, dan daerah lainnya.

’’Sampai akhir tahun ini, kami harap angka konsumsinya bisa tumbuh 9–10 persen. Kami rasa, hingga Juni nanti, permintaan AMDK bisa mencapai 15 miliar liter,’’ terangnya.

Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik Indonesia (Inaplas) juga berharap momen puasa dan Lebaran nanti bisa menjadi peluang untuk meningkatkan permintaan plastik di Indonesia.

Wakil Ketua Umum Inaplas Budi Susanto Sadiman menuturkan bahwa kenaikan permintaan terhadap produk plastik dan kemasan sebenarnya sudah biasa terjadi saat Ramadan hingga Lebaran.

’’Kami prediksi ada peningkatan demand plastik sampai 20 persen jika dibandingkan dengan bulan normal,’’ ujarnya.

Peningkatan terbesar terjadi pada plastik jenis kemasan fleksibel yang biasanya digunakan membungkus mamin ringan.

Kemudian, disusul kemasan kaku atau rigid yang sering kali dimanfaatkan sebagai wadah kue atau camilan.

Untuk menyiasati peningkatan konsumsi plastik, Inaplas telah menyiapkan ketersediaan barang.

Bahkan, beberapa produk plastik dan kemasan rigid mulai didistribusikan.

’’Intinya, para pelaku bisnis sejak bulan ini memesan bahan baku, melakukan produksi, lalu segera mengirim ke pemesan supaya tidak keteteran saat menjelang Lebaran,’’ tegas Budi. (car/c14/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri AMDK Seksi, BUMN Bangun Pabrik di Surabaya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler