jpnn.com - MOROTAI - PT Morotai Jababeka positif ngebut mengembangkan destinasi prioritas di Morotai, Maluku Utara. Mereka akan menggandeng mitra dari Taiwan, untuk membangun amenitas dan atraksi di areal seluas 1.200 hektare (ha) yang sudah berstatus KEK –Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata itu-. “Saya yakin, tidak lama lagi Morotai akan hidup dan menjadi salah satu destinasi kelas dunia yang bisa diandalkan untuk menarik wisman,” jelas Menpar Arief Yahya.
Jababeka akan mengembangkan bisnis di kawasan Morotai itu secara bertahap. Tahap awal, Jababeka akan membangun 10.000 rumah dengan sasaran kelas menengah, dan hotel yang terdiri dari 10.000 kamar. Selanjutnya, perusahaan tersebut akan membangun tempat pariwisata, sekolah untuk mensupplay SDM di sana.
BACA JUGA: Kemenpar Tebarkan Virus Wisata Halal di Makassar
Gambar besarnya adalah, mengembangkan industri pertanian, perikanan, dan perdagangan, termasuk menggandeng teknologi Taiwan. Perikanan dan pertanian, Taiwan salah satu ahlinya. Jababeka siap menggelontorkan dana sekitar Rp 6,8 triliun. Sumber dananya, selain internal juga dari investor. Jababeka tak ragu menganggarkan dana sebesar itu karena menilai Morotai memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan.
Morotai yang terletak di Kepulauan Halmahera itu memiliki atraksi berupa pemandangan alam yang indah. Morotai juga strategis, berada di antara jalur pelayaran Asia dan Australia. "Morotai punya keunikan, punya kelebihan dari wilayah yang lain. Lokasinya bisa menjangkau dari Australia sampai Jepang. Prediksi kami, Morotai akan berkembang untuk 100 tahun," ujar advisor pengembang Jababeka Morotai, Basuri T.Purnama, Selasa (31/5).
BACA JUGA: 6 Jam Terkatung-Katung di Laut, Ibu Ini Lega Bisa Memeluk Kedua Putrinya
Kolaborasi pengembangan pun mulai dirancang. Jababeka yang berhasil mengembangkan kawasan industri daerah Cikarang hingga menjadi yang terbesar di Asia Tenggara mengundang investor Taiwan untuk membangun sekolah pariwisata di Moroatai serta melatih karyawan lokal. Selain itu, Jababeka juga ikut mengundang pengusaha-pengusaha Taiwan untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur pariwisata bernilai triliunan rupiah ini. “Nantinya Pulau Morotai bisa dikembangkan menjadi Singapura-nya kawasan Timur Indonesia,” tambah Basuri.
Kepala Perwakilan Perdagangan dan Ekonomi Taipei di Indonesia (TETO), Andrew Hsia, merasa terhormat dengan undangan tadi. Dia mengatakan, pihaknya akan terus menindaklanjuti kesepakatan pengembangan Pulau Morotai dengan berbagai pihak di Indonesia. "Perusahaan-perusahaan Taiwan siap membantu mengembangkan budi daya ikan, pertanian, turisme dan industri perbankan. Saya perkirakan, orang akan pindah dari mana-mana ke Morotai untuk bekerja di bidang perikanan, eko-turisme dan infrastruktur,” terangnya.
BACA JUGA: Cantik, Berjilbab, Ikhlas pula Menjadi Guru
Tenaga Ahli bidang Pariwisata Kemenko Maritim dan Sumber Daya Bambang Susanto menyatakan, pariwisata akan dijadikan sebagai core pembangunan utama di Morotai. “Ada Taiwan, Amerika Serikat, Jepang dan Tiongkok yang sudah menyatakan I will invest. Dari banyaknya tawaran itu maka Bapak Menko (Maritim dan Sumber Daya, red) sedang mengupayakan aturannya biar semuanya berjalan lancar,” ujar Bambang.
Selain potensi bahari Morotai memiliki potensi sejarah. Tempat ini merupakan titik pertempuran terhebat Perang Dunia II antara Sekutu dengan Jepang. Sehingga di wilayah perairannya, antara lain Pulau Dodola, Pulau Kolorai, dan Mitita menjadi spot-spot diving yang menghadirkan pemandangan bawah air nuansa Perang Dunia II.
“Jepang dan Amerika sebenarnya mengincar Morotai karena mereka ingin mengenang para veteran-veterannya di situ. Di Morotai juga ada Zum zum McArthur karena pemimpin perang orang Amerika itu pernah mendarat di pulau itu,” terangnya.
Bambang menyatakan, selain potensi bahari dan sejarah yang dimiliki Morotai, Presiden Jokowi telah menyatakan Go Morotai. Hal tersebut menurutnya menjadi sebuah Affirmative Policy yang sangat mendukung dijadikannya Morotai sebagai tujuan utama wisata untuk wilayah Indonesia timur.
Sebagai Gerbang Pasifik, yang letaknya berdekatan dengan negara-negara penting di kawasan Asia Pasifik, Morotai sudah memiliki Pelabuhan Udara berskala internasional sepanjang 3.000 meter yang lebih canggih ketimbang Soekarno Hatta. “Makannya itu kami sangat optimis dengan Morotai, dan diharapkan juga dari pengembangan itu akan meningkatkan taraf hidup masyarakat,” tambahnya.
Kendati banyak potensi yang melimpah di Morotai, Bambang menyatakan masih ada kendala serius yang tengah dihadapi oleh pemerintah dalam pengembangan itu yakni masalah ketenaga kerjaan. Namun, untuk mengatasi masalah itu pihaknya tengah menyiapkan berbagai Balai Latihan Kerja (BLK) untuk menopang industri yang akan dibangun.
Selanjutnya, daerah berpenduduk 100.000 jiwa itu juga akan dibangun berbagai sekolah kejuruan terkait dengan pelayaran, perkapalan, perikanan, keperawatan, manajemen pariwisata dan lain-lain.
“Karena animo dari investor meningkat kita akan kembangkan seluruh potensi yang ada di Morotai termasuk SDM-nya,” pungkasnya.
Pemerintah juga akan mengembangkan Desa Wisata di Morotai guna menjaga tradisi dan kebudayaan luhur masyarakat setempat agar tidak tergerus dengan meningkatnya jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Morotai.
Dari aspek lingkungan juga tengah diperhatikan pemerintah. Industri perkapalan yang dibangun dijamin tidak membahayakan lingkungan akibat pembuangan pollutan. “Kita jamin semua industri yang akan kita kembangkan di Morotai tidak merusak lingkungan," ujarnya.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stok Blanko E-KTP Menipis, Diprioritaskan Warga 17 Tahun
Redaktur : Tim Redaksi