jpnn.com - JAKARTA - Pemerintah mencari solusi dari tak kunjung kelarnya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batang, Jawa Tengah. Proyek yang seharusnya menjadi salah satu pembangkit berkapasitas terbesar itu kini bakal digantikan PLTU lain di lahan Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung, Jakarta Utara.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, saat ini sudah ada konsorium yang bakal menggarap proyek tersebut. Pembangkit itu dirancang memiliki kapasitas yang sama dengan PLTU Batang. Yakni, 2 x 1.000 megawatt (mw). "Investasinya sekitar Rp 20 triliun," ujarnya di Jakarta kemarin (8/4).
BACA JUGA: Pancing Nyoblos, Sediakan Doorprize
Dia mengatakan, proyek tersebut tak akan mengalami kendala seperti proyek PLTU Batang. Sebab, kawasan tersebut merupakan milik KBN yang berstatus BUMN. Dengan demikian, prosedur yang dilalui bisa lebih cepat. Menurut Dahlan, proyek itu bisa terealisasi bersamaan dengan PLTU Batang. Bahkan, ada kemungkinan proyek di KBN terealisasi lebih dulu.
PLTU Batang merupakan proyek pertama deengan skema PPP (public private partnership) atau kerja sama pemerintah dengan swasta.
"Terus terang saya jengkel dengan PLTU Batang itu. Itu (izinnya) bisa terlaksana karena saya cari terobosan. Tapi setelah kita terobos kok tidak jalan-jalan juga," kata Dahlan.
BACA JUGA: Kawasan Tangerang Belum Bebas Dari Prostitusi, Tarif Hotel Murah
Saat ini, proyek PLTU Cakung tersebut diklaim sedang menempuh tahap perjanjian kerja sama antara KBN dengan pihak konsorsium. Investasi tersebut cukup menarik secara komersial. "Nanti biar KBN yang cari pendanaan. PLTU nilai ekonomi baik secara komersial dan bisnis. Sekarang sudah ada konsorisum agreement dengan perusahaan Tiongkok dan partner lokal," tuturnya.
Dimulai sejak 2011, Proyek PLTU Batang masih belum bisa dimulai karena terkendala pengambilalihan lahan milik warga sekitar. Alhasil, proyek yang diperkirakan menelan dana USD 35 miliar itu masih menggantung. Padahal, PLTU tersebut semula ditargetkan beroperasi 2017 untuk memenuhi pertumbuhan konsumsi listrik di jaringan Jawa - Bali. Hal tersebut pun memancing kekhawatiran publik terkait krisis listrik beberapa tahun mendatang. (bil/sof)
BACA JUGA: PLN Jamin Pasokan Listrik Aman Saat Pencoblosan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sering Terbakar, Busway Masih Amankah?
Redaktur : Tim Redaksi