Bangun Smelter, Freeport Sewa Lahan di Gresik Selama 5 Tahun

Rabu, 10 Juli 2019 – 10:30 WIB
Aktivitas tambang PT Freeport Indonesia. Foto: dok/Radar Timika

jpnn.com, JAKARTA - PT Freeport Indonesia menyewa lahan di kawasan industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur (Jatim), untuk membangun fasilitas pengolahan (smelter).

Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Ditjen Minerba Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunus Saefulhak menyatakan, pihaknya terus mengawasi pembangunan smelter Freeport yang dievaluasi setiap enam bulan.

BACA JUGA: 3 Kendala Besar Pengembang Rumah Subsidi

’’Dahulu cuma setahun sewa lahannya, sekarang sudah lima tahun. Langsung dibayar. Jadi, keseriusan sudah luar biasa,’’ ujarnya, Selasa (9/7).

BACA JUGA: Pembangunan Smelter PT Freeport di Gresik Baru Mencapai 3,86%

BACA JUGA: Pasar Apartemen Stagnan, Harga Hanya Naik Tipis

Menurut dia, persiapan lahan berupa pemadatan tanah dengan menghilangkan lumpur juga hampir selesai dilakukan Freeport.

’’Pengurusan perizinan luar biasa bergerak cepat,’’ terangnya.

BACA JUGA: Berita Duka, Bu Guru Anisfatul Laila Meninggal Terlindas Truk Usai Mengajar

Pembangunan smelter memang menjadi syarat mutlak bagi Freeport untuk mendapatkan surat persetujuan ekspor (SPE).

Kasubdit Pengawasan Usaha Operasi Produksi dan Pemasaran Mineral Kementerian ESDM Yuli Bintoro mengatakan, pihaknya akan memberikan sanksi pencabutan SPE kepada Freeport jika pembangunannya tidak mencapai 90 persen dari target yang ditetapkan.

’’Dikenai denda 20 persen dari realisasi penjualan selama satu semester, sejak Februari hingga September,’’ jelasnya.

Meski begitu, perkembangan pembangunan smelter tersebut menurun. Pada Februari 2019, target perkembangan pembangunan smelter mencapai 2,51 persen.

Seharusnya target awal 3,86 persen. Pada September 2019, target perkembangan pembangunan smelter pun mencapai 3,28 persen.

Penurunan persentase progres pembangunan smelter disebabkan perubahan teknologi yang digunakan dari sebelumnya Mitsubishi menjadi Outotec.

Nilai investasinya berkisar USD 2,8 miliar untuk kapasitas dua juta ton konsentrat per tahun.

’’Sudah hasil verifikasi. Secara teknis, kelebihan teknologi ini sudah teruji. Namun, antara Mitsubishi dan Outotec, lebih fleksibel Outotec dalam teknisnya untuk menghasilkan produk,’’ ungkapnya.

Di sisi lain, rencana pembangunan smelter Freeport di Gresik turut mendorong tingkat hunian apartemen sewa di Surabaya.

Colliers International Indonesia mencatat, secara keseluruhan, tingkat okupansi apartemen sewa pada semester pertama 2019 meningkat 4,3 persen menjadi 50,5 persen bila dibandingkan dengan semester kedua 2018.

Peningkatan didorong aktivitas ekspatriat yang bekerja di kawasan industri Mojokerto dan Gresik. (vir/c14/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Smelter Feronikel, PT PP Gelontorkan Rp 14,5 Triliun


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler