BANJARMASIN: Ditemukan Bahan Berbahaya

Pasar Wadai Ramadan Resmi Dibuka

Kamis, 12 Agustus 2010 – 02:41 WIB
BANJARMASIN - Kekayaan budaya dan tradisi Banjar berpadu dengan indahnya, dalam gelaran Pasar Wadai Ramadan 1431 H, yang secara resmi dibuka oleh Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Rudy Arifin, pada hari pertama puasa, Rabu (11/8) kemarinDalam hal ini, kerja keras panitia patut diacungi jempol, karena Pasar Wadai Ramadan tahun ini terlihat lebih meriah

BACA JUGA: PADANG: Bakteri dan Rhodamin dalam Makanan

Rudy pun tak segan-segan memuji penyelenggaraan even tahunan ini.

Begitu dibuka kemarin, Pasar Wadai langsung diserbu pengunjung, sehingga membuat ruas Jl Jenderal Sudirman mulai dari depan Hotel Batung Batulis sampai dengan Kantor Bappeda Kalsel, berubah menjadi lautan manusia
Bahkan, beberapa orang turis mancanegara alias bule-bule terlihat berseliweran, dan turut larut menikmati meriahnya even langka yang hanya digelar satu kali dalam setahun itu.

Sayangnya, keceriaan warga Banjarmasin menikmati sajian di Pasar Wadai Ramadan tahun ini sedikit ternoda, dengan hasil temuan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kalsel

BACA JUGA: Waspadai Ancaman Makanan Berbahaya

Di mana ada beberapa jenis jajanan yang dicurigai mengandung bahan berbahaya.

Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BPOM Kalsel, Drs Syafriansyah Apt Mkes, yang kemarin berada di lokasi bersama timnya untuk melakukan pengujian terhadap beberapa sampel makanan dan minuman yang dijual, mengungkapkan bahwa ada kecenderungan sejumlah makanan yang dijual memiliki komposisi berupa bahan-bahan yang dilarang
Bahan dimaksud antara lain seperti pewarna tekstil dan formalin

BACA JUGA: Polisi Bekuk Mendagri RMS

"Kami akan selesaikan pemeriksaan dalam seminggu ini, dan hasilnya akan kami rekomendasikan kepada Dinas Kesehatan untuk diambil tindakan selanjutnya," ujarnya.

BPOM sendiri, lanjutnya, tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penindakanOleh sebab itu, pihaknya hanya bisa menghimbau agar masyarakat berhati-hati.

"Kalau pengawet, memang sulit dideteksiApalagi kalau makanannya sudah dimasakTapi kalau pewarna bisa dengan mudah dilihatBiasanya, makanan yang diberi pewarna itu warnanya lebih cerah dan nampak berpendar-pendar, karena ada kandungan fluoresens-nyaJadi, lebih baik beli makanan yang warnanya alami sajaMisalnya, es kelapa tanpa sirup," sarannya.

Selain di Pasar Wadai Ramadan, pihaknya menurut Syafriansyah, juga mengambil sampel dari pasar wadai di sejumlah lokasi lainDi antaranya yaitu di Pasar Pandu, Jl A Yani Km 4,5, Jl Sutoyo S, serta di depan Mesjid Jami, dengan total jumlah sampel mencapai 40(mr108/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Padang, Maraknya PSK Resahkan Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler