Di Padang, Maraknya PSK Resahkan Warga

Kamis, 12 Agustus 2010 – 01:18 WIB
Suasana tarawih perdana Ramadan tahun ini, dengan warga yang bahkan rela menjalaninya di badan jalan, di kawasan Babakan, Tangerang.
TAK dapat dipungkiri, kehadiran pekerja seks komersil (PSK) di Kota Padang, tergolong meresahkan wargaApalagi belakangan ini, sebagian mereka disinyalir mengidap virus mematikan HIV/AIDS, khususnya bagi PSK yang mangkal di kawasan Jalan Diponegoro.

Terkait hal itu, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar, M Sayuti Dt Rajo Pangulu mengatakan, maraknya PSK di Kota Padang tak lepas atas himpitan faktor ekonomi

BACA JUGA: Tersangka Menang Pilkada Tak Pengaruhi Proses di KPK

Di sisi lain, mereka tak miliki keahlian, juga moral dan keimanan tidak berlandaskan ketuhanan, sementara masih dihargainya PSK sebagai pekerja seks.

"Karena itu, pemerintah harus menyediakan lapangan pekerjaan untuk wanita seperti ini
Dan lagi, istilah PSK tidak relevan digunakan

BACA JUGA: Mutasi PNS untuk Pertukaran Pusat-Daerah

Mereka tidak pantas dikatakan pekerja, karena mereka tidak bekerja dengan halal," jelasnya.

Masyarakat sekitar, keluarga dan pendidik harus menanamkan pendidikan moral dan akhlakul kharimah pada anak-anak mereka dari dini
Sehingga, dewasa kelak anak-anak itu bisa mengontrol moral dan keimanannya

BACA JUGA: ICW Juga Ragukan Jimly Pimpin KPK

Untuk meminimalisir PSK, kata Sayuti, perlu dilakukan razia PSKNamun, cara tersebut tidak akan berhasil jika tidak diimbangi dengan pembinaan terhadap PSK.

"Kalau pun dilakukan penyisiran PSK ke rumah-rumah warga dan warung remang-remang, jangan sampai bocor duluanSehingga tidak banyak yang terjaring," ulasnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar Gusrizal Gazahar menegaskan, PSK, wanita jalang atau pelacur, merupakan penyakit masyarakat yang harus diberantas secara serius"Jika dibiarkan, akan merusak mental dan moral masyarakatPenyakit masyarakat seperti ini harus segera ditindak biar tidak menular," jelasnya.

Jika sudah ditangkap, kata Gusrizal, pelacur harus diberikan pembinaan dan dibekali dengan keterampilan, agar ketika keluar dari Andam Dewi (fasilitas rehabilitasi, Red), mereka punya pekerjaan yang dapat menghidupi diri dan keluarga.

Sebelumnya, dari temuan CSO Pluralisme Sudarto di Sumbar, di daerah ini ada sekitar 2 ribuan masyarakatnya yang berprofesi sebagai PSKRiset tersebut dilakukan sejak tahun 2004 hingga sekarangMeski tidak memiliki jumlah pasti, namun ia memastikan jumlah wanita di Sumbar bekerja sebagai PSK meningkat signifikanDi tahun 2004, jumlah PSK di Sumbar masih berjumlah sekitar 291 orangTahun 2006, jumlahnya mencapai 502 PSKDi tahun 2007, jumlahnya meningkat menjadi 791 orang.

Di akhir tahun lalu, Sudarto memprediksi jumlahnya PSK di Sumbar mencapai 2 ribuan orangTak hanya secara kuantitas, secara kualitas pun ia menilai terjadi peningkatan strata sosial PSK"Artinya, tidak hanya perempuan berpendidikan rendah, tapi sudah merambah ke kalangan siswa dan mahasiswa," ungkapnya.

Data soal perkembangan PSK tersebut, menurut Sudarto, didapatkan dari rekapitulasi Satpol PP yang kerap melakukan raziaMeski tidak disebutkan jumlah pasti tiap kabupaten dan kota, Sudarto cenderung menyebut daerah perkotaan seperti Padang, Bukittinggi dan Payakumbuh dengan pertumbuhan yang signifikanSelain itu, kawasan di daerah perlintasan jalan lintas Sumatera (Jalinsum) Dharmasraya, Pesisir Selatan dan Limapuluh Kota, memiliki potensi pertumbuhan PSK laksana gunung es(cr18/ndy/ito/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Desak Kalapas Bangkinang Dicopot


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler