Banjir Bandang di Pacitan, Korban Meninggal 17 Orang

Jumat, 01 Desember 2017 – 00:45 WIB
Warga mengevakuasi Totok yang menjadi korban tanah longsor di Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan. Foto: Istimewa for Radar Pacitan

jpnn.com, PACITAN - Jumlah warga yang meninggal dunia akibat bencana banjir dan tanah longsor di Pacitan, Jatim, mencapai 17 jiwa.

Berdasar data terakhir yang dihimpun Jawa Pos Radar Pacitan, bertambah dua korban jiwa atas nama Tumadi, warga Dusun Tukluk, Desa Mlati, Kecamatan Arjosari serta Totok, warga Dusun Banaran, Desa Tokawi, Kecamatan Nawangan. Keduanya tewas tertimbun material longsor.

BACA JUGA: Digerus Banjir, Jalan Raya Pacitan-Ponorogo Tinggal Separo

Diperkirakan, jumlah korban jiwa yang ditemukan terus bertambah dalam beberapa hari ke depan. Seiring masih turunnya hujan di sebagian wilayah Pacitan.

Bahkan, dilaporkan dua warga asal Dusun Gemah, Desa Ketro, Kecamatan Tulakan bernama Sipon dan Serto dinyatakan hilang lantaran tertimbun longsor.

BACA JUGA: Muncul Siklon Baru yang Belum Dinamai, Waspada!

‘’Proses pencarian terhadap para korban longsor terus dilakukan,’’ kata Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Pacitan Letkol Kav Aristoteles Hengkeng Nusa Lawitang kemarin (30/11).

Dia mengatakan, sudah mengirimkan sekitar 60 personel ke lokasi longsor di Desa Klesem, Kecamatan Kebonagung.

BACA JUGA: Tega Sebarkan Hoaks saat Terjadi Bencana

Bahkan, bantuan alat berat dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) sudah dikerahkan untuk mengevakuasi material longsor.

‘’Prioritas kami sekarang menyelamatkan korban bencana alam dulu,’’ ujarnya saat ditemui di Pos Komando Tanggap Bencana di Kampus Akademi Komunitas Negeri (AKN) Pacitan.

Selain memprioritaskan penyelamatan korban terdampak bencana. Proses penanganan pengungsi juga menjadi bagian prioritas pekerjaan Tim Tanggap Darurat.

‘’Untuk penanganan sarana prasarana belum menjadi tugas pokok kami saat ini,’’ ungkap Komandan Kodim 0801 Pacitan tersebut.

Aris mengakui, dampak bencana banjir dan tanah longsor kali ini tergolong besar. Dari 161 desa/kelurahan yang ada, 80 persen di antaranya merupakan wilayah terdampak.

Bahkan, dalam dua hari terakhir seluruh aktivitas perekonomian warga masih lumpuh. ‘’Jaringan komunikasi baru normal dua hari pascabencana hari ini (kemarin, Red),’’ jelasnya.

Sebagaimana surat yang diterbitkan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Surabaya menyatakan, sehubungan dengan telah terjadinya banjir dan longsor di Pacitan mengakibatkan terputusnya kabel fiber optic.

Dan, beberapa base transceiver station (BTS) operator seluler tidak dapat beroperasi. Dalam surat yang ditandatangani Kepala Balai Monitor, Zainuddin Kalla itu menyebutkan bahwa saat ini hampir 50 persen BTS operator seluler beroperasi hanya dengan baterai dan genset. ‘’Hingga sehari pascabencana, jaringan komunikasi blank,’’ terangnya.

Tercatat terdapat sekitar 47 rumah rusak berat akibat tanah longsor. Sedangkan, rumah terdampak banjir jumlahnya tembus ribuan unit.

Ini lantaran banjir merendam sebagian wilayah di Kecamatan Arjosari, Pacitan dan Ngadirojo. (her/fin)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Bandang di Pacitan Rendam Ribuan Rumah Warga


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler