Banjir di Palangka Raya, 502 Warga Mengungsi, 2.613 Rumah Terendam

Rabu, 13 Maret 2024 – 14:20 WIB
Tim BPBD mengevakuasi lansia korban banjir di Palangka Raya. ANTARA/HO-BPBD Kota Palangka Raya

jpnn.com - PALANGKA RAYA -  Sebanyak 502 warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, terpaksa harus mengungsi akibat rumahnya terendam banjir di Palangka Raya.

Mereka ditampung di enam posko yang telah disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Palangka Raya.

BACA JUGA: Banjir di Palangka Raya, Pemkot Tetapkan Tanggap Darurat Selama Sepekan

Sebanyak 259 warga mengungsi di Poslap Langkai, di SDN 1 Langkai, Jalan Ahmad Yani, 105 di Poslap Palangka, di Komplek Pasar Kahayan, Jalan Mendawai.

Kemudian 13 warga di Poslap Kameloh Baru, 15 kepala keluarga di Poslap Danau Tundai dan 192 warga di Poslap Marang.

BACA JUGA: Pesisir Pantai Palabuhanratu Sukabumi Diterjang Banjir Rob, Ratusan Warga Terdampak

"Untuk rumah yang terendam banjir ada sebanyak 2.613 unit dengan total 5.882 kepala keluarga yang terdampak," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Palangka Raya, Heri Fauzi, Rabu (13/3).

Dia menjelaskan saat ini terdapat 18 kelurahan di empat kecamatan yang terendam banjir, yakni Kecamatan Pahandut, Jekan Raya, Sebangau dan Bukit Batu.

BACA JUGA: Utang Rp 3,5 Juta Enggak Dibayar, Rumah SR Mencekam, Banjir Darah

Berdasarkan pantauan pihaknya, saat ini ketinggian muka air di dua sungai, yakni Sungai Kahayan mencapai 80 sentimeter dan Sungai Rungan 60 sentimeter.

"Setiap harinya terjadi kenaikan ketinggian air di masing-masing kelurahan mulai dari 20 hingga 170 sentimeter," ucapnya.

Heri mengatakan selain membuka posko pengungsian pihaknya juga membuka dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi selama banjir melanda.

Pihaknya juga telah menyalurkan bantuan berupa sembako dan pakaian layak pakai ke seluruh warga yang terdampak banjir.

Saat ini, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya untuk memeriksa kondisi kesehatan para pengungsi dan warga terdampak.

"Saat ini kami fokus penanganan korban banjir dan melakukan pemantauan debit air," ujarnya.

Pihaknya mengimbau kepada seluruh warga agar dapat menjaga anak-anaknya untuk tidak bermain di kawasan banjir maupun di sungai yang saat ini masih meluap.

Pasalnya, sejauh ini telah ada tiga orang korban meninggal dunia akibat tenggelam di kawasan yang tengah dilanda banjir.

Sementara, bagi para pengungsi, pihaknya juga meminta segera melapor kepada petugas jika mulai merasakan gejala penyakit dampak dari banjir, seperti diare hingga gatal-gatal.

"Jika mengalami gejala, jangan diam, segera lapor agar dapat diberikan penanganan," kata Heri Fauzi. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler