Banjir Lumpuhkan Bandara di Bangkok

Rabu, 26 Oktober 2011 – 08:00 WIB

BANGKOK - Banjir di Thailand mulai merusak kawasan-kawasan penting di Negeri Gajah Putih tersebutDaerah-daerah strategis kemarin telah terendam air, termasuk jalan masuk Bandara Don Mueang, Bangkok Akibat air bah yang melanda sisi utara ibu kota Thailand itu, pengoperasian pesawat salah satu maskapai penerbangan domestik lumpuh

BACA JUGA: AS Hancurkan Bom Nuklir Terdahsyat


   
Maskapai Nok Air telah memutuskan menyetop armadanya di Don Mueang hingga 1 November nanti
"Kami menunggu dampak dari banjir

BACA JUGA: Lahirkan Bayi di Galeri Seni

Kami stop dulu untuk keamanan," kata CEO Nok Air Patee Sarasin seperti dilansir AFP
Sementara itu, penerbangan lain akan diarahkan ke Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, gerbang internasional utama negara tersebut.
   
Namun, Manajer Bandara Don Mueang Kanpat Mangkalasiri menegaskan bahwa bandara masih beroperasi normal

BACA JUGA: Kadhafi Anggap Mati Syahid

Jika banjir mencapai ketinggian 30 cm, administrator bandara berjanji memompa air secepatnyaKarena itu, dia meminta para penumpang bisa berangkat ke bandara dua jam sebelum waktu check-in agar tidak terjebak macet

"Banjir memang tidak bisa dibendung dalam waktu cepatTetapi, kami terus cari solusi agar operasi bandara tetap lancar," jelasnya kepada AFP
   
Banjir yang mengepung bandara di Bangkok itu juga menyerang tempat pengungsian dan markas Pusat Penanggulangan Banjir Nasional Thailand"Lokasi pengungsian telah terendam karena tidak jauh dari jalan masuk bandaraSebelumnya, kami perkirakan di sini amanTernyata, banjir sangat parah," kata petugas posko penanggulangan banjir setempat seperti dikutip Bangkok Post.
   
Lokasi pengungsian di gedung olahraga Universitas Thammasat yang menampung 4.000 orang pun turut kebanjiranAkibatnya, para pengungsi dipindahkan ke Stadion Rajamangala di Kota Bangkok dengan bantuan ratusan sukarelawanUntuk mencegah kondisi yang lebih buruk, Gubernur Bangkok Sukhumbhand Paribatra memindahkan markas komando banjir ke lokasi lain. 
   
Senada, kemarin Perdana Menteri (PM) Thailand Yingluck Shinawatra mengusulkan relokasi Bandara Don Mueang ke lokasi yang aman"Kami berpikir untuk pindahMeskipun, tidak ada banjir di dalamnyaKami masih menghadapi gangguan transportasi di luar sanaKami akan membahas masalah itu pada pertemuan kabinet," terang Yingluck
   
Yingluck juga menyebut musibah banjir yang telah melanda selama tiga bulan terakhir itu sebagai krisis nasional"Banjir di Bangkok sudah tak dapat dihindari," jelasnya dalam konferensi pers seperti dilansir APDalam keputusan lain, pemerintah Thailand menyatakan, 27?31 Oktober 2011 dijadikan hari libur khusus di bagian negara.
   
Menteri Pariwisata Chumphol Silpa-archa mengatakan, setelah pihaknya menggelar rapat kabinet, sekitar 21 provinsi, termasuk Bangkok, akan diliburkan"Itu berarti sekolah, bisnis, dan kantor pemerintah akan ditutup selama lima hari," papar dia.
   
Banjir dan keputusan libur nasional tersebut diperkirakan memperlambat pertumbuhan ekonomi Thailand tahun iniBank Sentral Thailand (BOT) menyebut, gara-gara banjir sejak akhir Juli lalu, angka pertumbuhan ekonomi terkoreksi dari prediksi awal 4,1 persen menjadi 3 persen hingga akhir tahun

"Secara substansial, banjir akan memperlambat pertumbuhanNamun, risiko kenaikan inflasi dari pengeluaran publik dan swasta masih dipantau," kata Asisten Gubernur BOT Paiboon Kittisrikangwan seperti dikutip Bloomberg.
   
BOT menghitung, kerugian akibat banjir, di antaranya di Bangkok dan Ayutthaya, diperkirakan mencapai 120 miliar baht atau setara dengan USD 3,9 miliarSelain itu, bencana yang disebut-sebut terburuk sepanjang 50 tahun terakhir tersebut memupus potensi pencapaian produk domestik bruto hingga 100 miliar baht karena menurunnya produksi dan hilangnya aset.
   
Indeks harga saham SET dan nilai tukar baht dilaporkan terus melemah dalam tiga bulan terakhirIndeks harga saham SET anjlok 17 persen, sementara nilai tukar baht turun 3,5 persenItu disebabkan maraknya penjualan aset investor asing yang khawatir akan dampak banjir serta imbas melemahnya pertumbuhan ekonomi globalTetapi, BOT masih berupaya menekan laju inflasi agar tetap di bawah 3 persen.
   
Di sektor industri, kerugian dialami produsen-produsen dunia yang membuka pabrik di ThailandMisalnya, di sektor otomotif, Kohei Takahashi, analis JPMorgan Chase & Co di Tokyo, mengatakan bahwa pabrikan otomotif Honda, Toyota, dan Nissan rugi lebih dari USD 500 juta. 

Selain itu, Wakil PM Na-Ranong Kittiratt memperkirakan 500 ribu orang kehilangan pekerjaan"Perusahaan di luar negeri bisa memperlambat investasi atau memindahkan operasi ke negara tetangga, kecuali kami bisa memperkuat infrastruktur penahan banjir di kawasan industri," ujarnya.
   
Kini kabinet Thailand telah bersepakat memperbesar defisit anggaran 2012 sebesar 50 miliar baht untuk mendanai rekonstruksi setelah banjirHal itulah, menurut Menteri Keuangan Thirachai Phuvanatnaranubala, yang mengakibatkan terkoreksinya angka pertumbuhan dari perkiraan awal tahun

"Meskipun kami tidak mendapat bantuan kebijakan moneter, saya siap menggunakan kebijakan fiskal untuk menghidupkan lagi perekonomian," terang dia(rtr/ap/afp/c11/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Tarik Pulang Dubes di Syria


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler