jpnn.com, MALANG - Hujan lebat yang mengguyur Kota Malang, Senin (10/12) sore membuat genangan air meluber hingga menutupi beberapa ruas jalan.
Pantauan Jawa Pos Radar Malang menunjukkan, ruas jalan yang lumpuh alias tidak bisa dilalui di antaranya sepanjang Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Letjen Sunandar Priyosoedarmo.
BACA JUGA: Waspada, Potensi Cuaca Ekstrem Hingga Sabtu
Sepanjang Jalan Letjen Sutoyo hingga Jalan Ahmad Yani dan Jalan Borobudur mengalami hal yang sama. Bahkan, beberapa jalan kecil pun macet total.
Akibatnya, luberan air di jalan yang mencapai ketinggian kira-kira 30 cm membuat sebagian pengendara memilih berhenti. Entah itu karena tak mau melawan luberan air, khawatir terjebak kemacetan, atau kendaraan mati lantaran kemasukan air. Pemandangan itu terlihat di beberapa ruas jalan.
BACA JUGA: Gaji Guru Honorer Naik Lumayan
Edi Siswanto, salah seorang pengendara yang berhenti di Jalan Letjen Sunandar Priyosoedarmo, sengaja menepikan sepeda motornya karena kemasukan air. "Mogok, Mas. Saya tadi dorong (sepeda motor) dari jalan yang kena banjir itu," ujarnya sambil membetulkan bagian mesin motornya.
Hal yang sama diungkapkan Hilda Fitria, salah seorang pengendara yang lebih memilih menepikan kendaraannya karena malas terkena macet. "Macet setiap hari saja sudah bikin males, apalagi kena banjir seperti sekarang ini," cetusnya.
BACA JUGA: Kunjungan Wisatawan ke Pesisir Selatan Turun 20 Persen
Franky Thomas, general manager Klinik Mata Smec, menyebutkan bahwa meluapnya aliran sungai yang mengakibatkan kemacetan total itu baru yang pertama dialaminya selama membuka kliniknya sejak 2016. Dia mengatakan, banjir dan kemacetan semacam itu sangat jarang terjadi.
Menurut Franky, sungai di Jalan Letjen Sunandar yang meluber hingga ke jalan itu dipenuhi sampahnya. "Cleaning service saya saja tadi ikut membersihkan sungainya dan isinya ada kasur, kursi meja, dan potongan-potongan kayu," ungkapnya.
Sementara itu, akibat derasnya terjangan air, satu unit mobil Honda Jazz mengalami kerusakan. Mobil nahas tersebut terseret air di Jalan Bantaran Gang V. Satu mobil lainnya, Honda Brio, yang terparkir di Jalan Bukirsari, RT 8 Tulusrejo, Lowokwaru, juga terseret air hingga ke bibir saluran air setelah badan jalan tempat parkir mobil tersebut ambles.
Yui Setiawan, seorang warga, menyatakan bahwa dua mobil itu awalnya terparkir di tempat yang sama. Lokasi parkir merupakan bekas pos jaga yang sebelumnya juga sempat ambruk tergerus aliran sungai. "Kalau ndak salah, tahun lalu kejadiannya yang pos ambruk itu," ucapnya.
Di sisi lain, akibat intensitas hujan yang tinggi bersamaan dengan angin kencang, sejumlah pohon besar di samping flyover Arjosari tumbang. Pohon tersebut juga menimpa sebuah mobil boks yang sedang melintas. Akibatnya, kemacetan pun semakin tidak bisa dihindarkan.
Dari pantauan Jawa Pos Radar Malang, sejak pukul 15.00 hingga 19.00, kemacetan masih berlangsung di beberapa titik ruas jalan. "Sudah kami atasi untuk pohon tumbangnya. Ini masih dalam proses pemotongan. Agar jalan kembali normal," ujar Mahfuzi, petugas Pusdalops BPBD Kota Malang.
Sementara itu, tingginya intensitas hujan mengakibatkan arus deras di beberapa sungai. Termasuk di Sungai Amprong, Kelurahan Madyopuro. Seorang pelajar kelas V SD Madyopuro bernama Dimas Oki Saputra terbawa hanyut aliran sungai. Kecelakaan itu terjadi sekitar pukul 16.30 ketika Dimas berenang bersama temannya, Rama Chiko, di sungai tersebut.
Dari keterangan beberapa saksi mata, korban sepulang sekolah bersama Rama bermain di Sungai Amprong. Sekitar pukul 13.30 keduanya mandi. Tak lama kemudian, berbarengan dengan hujan deras, arus sungai membesar. Rama melihat korban tenggelam. Tetapi, dia tidak berani melapor dan langsung pulang ke rumahnya. "Mungkin takut dimarahi atau apa, kami kurang tahu," kata Kapolsek Kedungkandang Kompol Suko Wahyudi.
Hingga tadi malam warga masih mencari Dimas. "Tapi, sampai saat ini (kemarin sekitar pukul 18.00) masih belum ditemukan," ujar Munir, paman korban. Dari keterangan keluarga, warga Jalan Ki Ageng Gribik Gang Mired, RT 2 RW 4, Kelurahan Madyopuro, itu memiliki penyakit epilepsi. Korban bisa jadi kecapekan saat berenang hingga akhirnya terbawa aliran sungai.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang Tri Oki Rudianto Prasetijo mengatakan, saat ini pihaknya bersama warga masih mencari Dimas. (nr3/c9/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tes CPNS 2018, 186 Laptop Tidak Berfungsi
Redaktur & Reporter : Adek