jpnn.com - JAKARTA - Portofolio pariwisata Indonesia semakin konkret dan dipercaya lembaga finansial dunia. Setidaknya itu tergambar dalam rapat koordinasi lintas kementerian, lembaga dan Bank Dunia atau World Bank yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantornya, Jumat (21/10).
Pengembangan infrastruktur di tiga dari “10 Bali Baru" atau destinasi prioritas yang tengah diseriusi Kemenpar bakal di-support oleh Bank Dunia itu. Ketiganya adalah kawasan Danau Toba Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah dan Mandalika Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
BACA JUGA: Menpar-Menhub Kompak Dongkrak Seats Capacity Wisman
Wapres Jusuf Kalla langsung membahas rencana skema bantuan World Bank tersebut untuk percepatan pembangunan infrastruktur menuju ke destinas kelas dunia itu. "OK, bagus, progres yang dipaparkan sudah memuaskan, tinggal implementasi di lapangan,” kata wakil presiden yang lebih akrab disapa dengan panggilan Pak JK itu.
Dia berharap infrastruktur pendukung pariwisata segara dikerjakan. Dengan demikian sektor itu segera bisa membangun destinasi yang kuat untuk wisatawan.
BACA JUGA: Tol Laut Logistik Diyakini Tekan Disparitas Harga Di Natuna
Rapat Tim Koordinasi Pembangunan Pariwisata Lintas Sektor di kantor Wapres itu juga dihadiri oleh Rodrigo Chaves selaku kepala Perwakilan World Bank untuk Indonesia. Hadir pula dalam kesempatan itu
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Kepala BKPM Thomas Lembong, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Di forum itu, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memaparkan soal Single Vision and Framework untuk 3 Destinasi Pariwisata Prioritas. JK pun memberi respons positif. "Oke, bagus! Apa pun yang dibangun oleh KemenPUPR pokoknya harus sesuai dengan masterplan. Koordinasikan ke Kemenpar dan bangun sesuai kebutuhannya!" ucap Pak JK.
BACA JUGA: Kadin Fasilitasi Pengusaha Malaysia yang Akan Berinvestasi
Paparan dilanjutkan oleh Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Sri Hartanto yang mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimulyono. Hartanto memaparkan "Masterplan dan Development Plan Destination Infrastructure.
Menurut Arief, Program Pembangunan 3 Destinasi Pariwisata Prioritas itu sendiri sudah akan dimulai pada Januari 2017 dengan pendanaan dari APBN, APBD I, dan APBD II sekitar Rp 1 Triliun. “Secara paralel, program melaksanakan: Penguatan visi dan kerangka pengembangan 3 Destinasi Pariwisata Prioritas (Agustus-November 2016; Kementerian Pariwisata)," kata Arief Yahya
Lalu, penyusunan Integrated Tourism Master Plan (mulai Februari 2017; Kementerian PUPR di bawah arahan Tim Koordinasi) yang akan menjadi panduan untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2018.
Dukungan World Bank, kata dia, Pencairan dana Project Preparation Fund (PPF) sekitar USD 6 juta dilakukan per-Januari 2017. Loan signing sekitar USD 200 juta dilakukan per-Juni 2017, dan Pinjaman Efektif per-Juli 2017.
Konkretnya, bagi Danau Toba atraksinya akan direstorasi lingkungan danau, penyusunan portofolio atraksi sejarah dan budaya, taman bunga, dan skema investasi dan PTSP Pembentukan KEK Pariwisata. Untuk pengembangan akses adalah pembangunan tol Kuala Namu Parapat sepanjang 160.5 km, perpanjangan landasan Bandara Silangit yang masih 2.400x30 meter menjadi 2.650 meter lebar 45 meter, serta Sibisa yang masih 750x23 meter.
Ada pula Rehabilitasi Dermaga Eksisting (Mogang Palipi, Meat, Simanindo, Tiga Ras, P.Sibandang) dan Pembangunan Jembatan Tano Ponggol. Sedangkan amenitasnya adalah Penyusunan Integrated Masterplan (Zona Koordinatif dan Zona Otoritatif).
Di Joglosemar Borobudur Jateng, akan dikerjakan atraksi Kota Lama Semarnang, Sagiran. Aksesnya, percepatan bandara Kulonprogo, tol Bawen Solo, dan Infrastruktur untuk bandara Adi Sumarang. Pembangunan 1000 homestay, pembentukan Badan Otorita Pariwisata Jogrlosemar dan Borobudur Street Market.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Kemenhub Berhasil Turunkan Dwelling Time
Redaktur : Tim Redaksi