Bank Kelas Kakap Hadapi Tekanan Kredit Bermasalah

Selasa, 21 Maret 2017 – 12:48 WIB
llustrasi. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah bank papan atas Indonesia masih menghadapi tekanan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) sepanjang 2016 lalu.

Beberapa bank itu, antara lain, Bank Mandiri (BMRI), BCA (BBCA), dan Bank Permata (BNLI).

BACA JUGA: Perbankan Tertekan Kenaikan Rasio Kredit Bermasalah

Dalam laporan keuangan sepanjang 2016, NPL gross BMRI naik secara year-on-year (yoy) dari 2,6 persen menjadi empat persen.

Sedangkan NPL gross BCA naik dari 0,7 persen menjadi 1,3 persen.

BACA JUGA: OJK Minta Pemda Pangkas Dividen BPR

Sementara itu, NPL Bank Permata meningkat dari 2,74 persen ke 8,83 persen.

Angka itu jauh melebihi benchmark NPL yang dipatok lima persen.

BACA JUGA: SMF Patok Salurkan Pinjaman Rp 5,7 Triliun

Tingginya NPL membuat cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) bank-bank tersebut meningkat.

Bank Permata bahkan harus mengandalkan tambahan dana pencadangan kerugian dari induk usahanya, Grup Astra sebanyak Rp 3 triliun.

Suntikan modal itu memengaruhi raihan laba bersih grup dengan bisnis inti di sektor otomotif tersebut.

’’Soal NPL itu bergantung ke sektor mana kredit disalurkan. Saya melihat bank-bank banyak menyalurkan kredit ke korporasi. Padahal, risiko kredit ke korporasi juga tinggi. Tahun ini, bank-bank harus bisa lebih baik dalam melakukan mitigasi risiko,’’ jelas analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambadha, Senin (20/3).

Dari segi pertumbuhan kredit, lanjut dia, mayoritas bank-bank besar masih mengandalkan nasabah yang ada saat ini (existing).

Dengan demikian, permintaan kredit masih akan tumbuh. Namun, nilainya belum optimal.

Salah satu penyebabnya adalah masih tingginya beban bunga kredit dengan ruang penurunan yang terbatas.

Untuk meningkatkan kinerja kredit, perbankan dituntut lebih giat mencari nasabah baru.

Salah satunya dengan meningkatkan penyaluran kredit consumer, termasuk kredit pemilikan rumah dan kredit kendaraan bermotor.

’’BBCA saja akhirnya meningkatkan porsi kredit consumer-nya kan. Sebab, di korporasi, mereka juga menghadapi tantangan,’’ katanya.

Bank-bank besar juga dituntut lebih cerdas menambah pendapatan nonbunga (fee based income).

Sebab, ruang pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest margin/NIM) cenderung terbatas. (rin/c23/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perbankan Dinilai Main Aman Dalam Penyaluran Kredit


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler