Bank Masih Waspadai Industri Pengolahan dan Perdagangan

Kamis, 06 Juli 2017 – 11:37 WIB
Uang Rupiah. Foto: JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 4 Jatim Sukamto mengatakan, kinerja pembiayaan menjadi dasar penilaian pertumbuhan kinerja perbankan.

Kemampuan perbankan menggenjot pembiayaan juga tidak terlepas dari kemampuan manajemen bank mengelola portofolio.

BACA JUGA: Giro Wajib Minimum Averaging Berpotensi Dongkrak Kredit

Berdasar data hingga April 2017, kredit atau pembiayaan yang disalurkan perbankan tumbuh 6,05 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, rata-rata rasio non performing loan (NPL) bank umum konvensional di Jatim sebesar 3,06 persen.

BACA JUGA: 2 Kabupaten Ogah Tanda Tangan, Merger BPR NTB Terganjal

’’Pada triwulan pertama, penyaluran kredit belum terlihat. Mudah-mudahan pasca-Lebaran menggeliat lagi sehingga akhir tahun target bisa tercapai,’’ katanya, Rabu (5/7).

Bagi perbankan dengan NPL di bawah lima persen, OJK mendorongnya supaya bisa mencapai target pertumbuhan kredit 9–12 persen pada tahun ini.

BACA JUGA: Transaksi Nontunai saat Ramadan Anjlok 56 Persen

’’Bank dengan NPL di bawah lima persen tentu sehat. Makanya didorong masuk ke sektor prioritas sesuai kapabilitas dan pengalaman,’’ tuturnya.

Bagi perbankan dengan NPL lebih dari lima persen, realisasi penyaluran kredit minimal 90 persen dari target bisnis yang sudah ditetapkan.

”Kalau nanti tidak tercapai, kami lakukan koreksi. Perbankan bersangkutan juga harus menyiapkan argumentasi rasional,’’ paparnya.

Sukamto juga menekankan upaya mendorong pertumbuhan kredit produktif tersebut diikuti dengan menekan penyaluran kredit konsumtif.

Tingginya NPL perbankan, lanjut dia, dipengaruhi faktor eksternal.

Namun, ekspansi dengan diikuti naiknya NPL menjadi persoalan tersendiri.

Karena itu, perbankan harus melakukan perbaikan. Misalnya, melakukan restrukturisasi.

Langkah lain adalah hapus buku meski dampaknya pada posisi laba rugi.

’’Karena itu, harus hati-hati kalau bentuknya cadangan bisa mengurangi porsi laba. Nah, kalau porsi laba berkurang, kapitalisasi modal jadi rendah karena dimakan untuk nomboki potensi kredit macet,’’ jelasnya.

Selama ini sektor dengan NPL tinggi, antara lain, perdagangan dan industri pengolahan.

’’Sektor yang perlu dikawal ialah infrastruktur. Bank yang belum berpengalaman bisa melakukan sindikasi dan memilih partner yang sudah berpengalaman,’’ papar Sukamto. (res/c7/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Industri, OJK Janji Pangkas Bunga Kredit


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler