Bank Negara Malaysia Naikkan Suku Bunga Lagi, Begini Analisisnya soal Situasi Ekonomi Global

Kamis, 08 September 2022 – 21:14 WIB
Ringgit Malaysia. Foto: Strait Times

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Komite Kebijakan Moneter (MPC) Bank Negara Malaysia (BNM) menaikkan lagi suku bunga “overnight” sebesar 25 basis poin menjadi 2,50 persen.

Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan di Kuala Lumpur, Kamis, bank sentral Malaysia itu menyebutkan tarif pagu dan lantai koridor suku bunga “overnight” masing-masing meningkat menjadi 2,75 persen dan 2,25 persen.

BACA JUGA: BI Ketok Suku Bunga Naik 25 Poin Jadi 3,75 Persen

Menurut BNM, ekonomi global terus berkembang meski dengan kecepatan yang lebih lambat, terbebani oleh meningkatnya tekanan biaya, kondisi keuangan global yang lebih ketat, dan langkah-langkah pembatasan yang ketat di China.

Namun, pertumbuhan global terus didukung oleh perbaikan kondisi pasar tenaga kerja, dan pembukaan kembali sebagian besar ekonomi dan perbatasan internasional.

BACA JUGA: Respons Langkah BI Menaikkan Suku Bunga Acuan, Kamrussamad: Harus Serius Menjaga Stabilitas Moneter

Tekanan inflasi tetap tinggi, karena kenaikan harga komoditas dan pasar tenaga kerja yang ketat, meskipun kondisi rantai pasokan global terus mereda.

Akibatnya, menurut BNM, bank sentral diperkirakan akan terus menyesuaikan pengaturan kebijakan moneter mereka, beberapa dengan kecepatan yang lebih cepat, untuk mengurangi tekanan inflasi.

BACA JUGA: Kenaikan Suku Bunga The Fed Mulai Merembet, Ini Buktinya

Secara khusus, penyesuaian agresif dalam suku bunga Amerika Serikat telah berkontribusi pada kondisi dolar AS yang kuat.

Hal itu mengakibatkan volatilitas yang lebih tinggi di pasar keuangan, mempengaruhi mata uang utama dan pasar berkembang lainnya, termasuk ringgit.

Ke depan, menurut BNM, pertumbuhan global diperkirakan akan menghadapi tantangan dari dampak pengetatan kebijakan moneter di sebagian besar ekonomi, dan langkah-langkah manajemen pandemi di China.

Prospek pertumbuhan tunduk pada risiko penurunan, termasuk tekanan biaya yang meningkat, potensi krisis energi di Eropa, dan pengetatan tajam dalam kondisi pasar keuangan. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler