Bank NTT Dorong Mahasiswa jadi Entrepreneur Berbasis Digital

Sabtu, 30 Maret 2019 – 23:45 WIB
Plt. Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho menyerahkan secara simbolik CSR di bidang pendidikan senilai Rp 90 juta kepada Rektor UKAW Kupang, Frankie J. Salean, Jumat (29/3). Foto: TOMMY AQUINODA/TIMEX/JPNN.com

jpnn.com, KUPANG - Di era revolusi industri 4.0, peluang orang muda khususnya mahasiswa untuk menjadi entrepreneur sangat terbuka lebar. Sebab dengan akses tanpa batas melalui internet dan pemanfaatan media sosial secara tepat, mahasiswa bisa meraup keuntungan dengan menjadi entrepreneur tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Hanya saja, meski disebut generasi yang melek teknologi, faktanya mahasiswa justru tidak mampu memanfaatkan smartphone dan internet untuk membangkitkan jiwa entrepreneurship. Akibatnya, dari waktu ke waktu muncul banyak penganggur intelektual lantaran tidak mampu mengelola setiap peluang untuk mendatangkan keuntungan.

BACA JUGA: Puluhan Ribu Mahasiswa Bali Ramaikan Launching Hakteknas 2019

BACA JUGA: DPD RI Dorong Indonesia - Slovakia Perkuat Kerja Sama Bidang Pendidikan

Berkaca dari realitas semacam ini, Bank NTT melakukan sebuah terobosan dengan menghadirkan program Dia Bisa (Digital Agent Bank NTT dan Mahasiswa).

BACA JUGA: Genjot Minat Milenial Bertani dengan Jurus TOS Masuk Kampus

Dia Disa itu sendiri adalah program berbasis teknologi dengan memanfaatkan chanel IT Bank NTT. Lewat program ini, Bank NTT tidak saja mendorong mahasiswa menjadi entrepreneur, tetapi juga memberikan modal awal berupa smartphone dan tabungan kepada mahasiswa agar mereka tergerak untuk menjadi entrepreneur muda.

Sebagai bukti nyata dari pelaksanaan program ini, Jumat (29/3) kemarin, Bank NTT menggandeng Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang. Tak tanggung-tanggung, sebagai pilot project dari program ini, Bank NTT merekrut 50 mahasiswa UKAW untuk dibentuk menjadi entrepreneur muda. Mahasiswa yang direkrut tersebut diberikan modal berupa satu buah smartphone dan tabungan sebesar Rp 500 ribu.

BACA JUGA: HNW: Empat Pilar MPR Buah Perjuangan Mahasiswa

Bersamaan dengan kegiatan Bikin #Ramai Skali di UKAW ‘Dia Bisa’, Bank NTT dan UKAW juga memperpanjang kerja sama. Penandatangan dokumen perpanjangan kerja sama dilakukan oleh Plt. Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dan Sekretaris Yayasan UKAW, Karel Isliko, serta disaksikan sejumlah pejabat dari dua lembaga tersebut dan ratusan mahasiswa. Selain itu, Bank NTT juga menyerahkan CSR di bidang pendidikan berupa beasiswa senilai Rp 90 juta dan CSR di bidang lingkungan berupa 10 kotak sampah untuk mendukung gerakan Kupang Bersih.

Untuk membangkitkan jiwa entrepreneurship dalam diri mahasiswa, dalam kegiatan ini juga Bank NTT menghadirkan dua pebisnis muda yakni Bobby Thinung Pitoby dan Bobby Lianto untuk membagikan kisah inspiratif tentang bagaimana mereka membangun bisnis.

Selain kedua pengusaha, Bank NTT juga menghadirkan Pemimpin Umum Victory News Chris Mboeik untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa seputar peluang bisnis yang dapat digarap.

Rektor UKAW Kupang, Frankie J. Salean dalam sambutannya, mengatakan, sejak tahun 2012 menjadi rektor, Bank NTT sudah menjadi mitra UKAW. Oleh karena masa kepemimpinannya akan berakhir beberapa bulan ke depan, dia mengaku ada mimpi besar bagi UKAW berkaitan dengan kemitraan bersama Bank NTT.

“Ada tanggung jawab besar bagi kami dalam menyiapkan pelayanan perbankan di kampus untuk melayani mahasiswa secara efesien dan cepat. Semoga komitmen ini bisa terwujud dalam waktu dekat sebelum saya mengakhiri masa jabatan sebagai rektor,” kata Frankie.

Frankie juga berterimakasih karena ada tanggung jawab sosial dari Bank NTT di bidang pendidikan untuk mahasiswa UKAW senilai Rp 90 juta. Uang sebesar itu, menurut dia tidaklah kecil bagi UKAW. Sebab UKAW didirikan dua gereja yakni GMIT dan GKS dengan misi menyediakan pendidikan bermutu dengan tarif yang rendah.

“Ini tantangan besar bagi kami. Oleh karena itu, program-program seperti ini menjadi tumpuan kami untuk menjalankan pendidikan yang berkualitas,” ujarnya.

Dia juga berterimakasih karena lewat program Dia Bisa yang diluncurkan Bank NTT serta talkshow tentang wirausaha, para mahasiswa khususnya calon wisudawan dapat memiliki modal untuk menemukan jalan keluar ketika menghadapi kesulitan dalam mencari pekerjaan.

Sementara Plt. Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, Dia Bisa adalah program yang baru pertama ada di Indonesia, dimana perbankan hadir ke kampus untuk mengajak serta menyediakan modal awal bagi mahasiswa agar mereka berani menjadi entrepreneur muda berbasis teknologi. Selain itu, ke depannya Bank NTT akan mengajak mahasiswa untuk cerdas memilih peluang usaha sesuai dengan perkembangan teknologi untuk mempersiapkan masa depannya.

Menurut Alex, dengan menyediakan modal awal berupa smartphone dan tabungan Rp 500 ribu, Bank NTT sebenarnya ingin memberikan gambaran kepada mahasiswa bahwa menjadi entrepreneur sesungguhnya tidak harus memiliki modal yang besar. Tetapi cukup dengan sebuah smartphone yang terkoneksi dengan internet, mahasiswa sudah bias menjadi entrepreneur.

“Pada smartphone yang diberikan, sudah tersedia beberapa kanal dan fitur layanan. Nanti mereka akan diedukasi agar lebih familiar dengan fitur yang ada. Dengan fitur-fitur tersebut, mereka bisa jual pulsa, token listrik dan lain sebagainya. Selanjutnya kita akan mengevaluasi mereka secara kontinu,” terang Alex seperti dilansir Timor Ekspress (Jawa Pos Group).

Direktur Pemasaran Dana Bank NTT itu menambahkan, program Dia Bisa tidak hanya berhenti di UKAW, tetapi akan meluas ke berbagai perguruan tinggi di NTT. Dengan demikian ke depannya, Bank NTT dapat memiliki agen-agen bisnis sekaligus meretas jalan untuk menciptakan kemandirian di kalangan mahasiswa.

“Jadi bukan hanya di kampus-kampus yang ada di Kota Kupang. Program ini akan meluas sampai ke Flores karena di sana, setiap kabupaten hampir punya universitas, sekolah tinggi dan akademi. Juga meluas sampai Sumba, Alor, dan beberapa daerah lainnya,” katanya.

“Di era industri 4.0, kita harus siapkan SDM yang berkualitas. Apalagi di tahun 2020 sudah diterapkan pasar bebas ASEAN. Jika kita tidak siapkan SDM, bisa jadi generasi muda kita hanya jadi poenonton,” ungkapnya.(JPG/tom)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tingkatkan Kualitas, MPR Dorong Mahasiswa Lakukan Riset


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler