Bank Sentral Dunia Terus Redam Dampak Krisis

ADB: Asia Bisa Terseret

Jumat, 19 September 2008 – 12:47 WIB
MANILA - Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) memperingatkan, institusi keuangan di wilayah Asia berisiko terseret kejatuhan pasar finansial di ASMenurut ADB, risiko itu bisa terjadi meski hingga kini kerugian di kawasan Asia akibat dampak krisis subprime mortgage tergolong kecil dibandingkan wilayah lainnya

BACA JUGA: Target Dividen BUMN Rp 27 T



ADB mengakui Asia bisa bertahan dari dampak langsung dari gejolak finansial yang menerpa AS dan perekonomian global
Itu disebabkan pertumbuhan permintaan domestik, peningkatan cadangan devisa, hingga neraca perdagangan yang sehat

BACA JUGA: Indeks Saham Tetap Menguat



Meski demikian, Presiden ADB Haruhiko Kuroda memperingatkan bahwa Asia bisa terpengaruh krisis subprime mortgage di AS
''Sejak krisis menghantam AS pada pertengahan 2007 hingga saat ini, tingkat kerugian di Asia lebih rendah daripada region lain

BACA JUGA: Sektor Finansial RI Aman

Tapi, tak ada jaminan, beberapa peristiwa terakhir tak akan berpengaruh pada institusi keuangan di Asia,'' kata Kuroda dalam ADB Regional Forum di Manila kemarin (18/9)

Dia berharap para menkeu, bank sentral, maupun penentu kebijakan keuangan di Asia mengadakan dialog soal stabilitas finansialForum itu membahas perkembangan peraturan dan juga koordinasi untuk meningkatkan pengawasan terhadap pasar keuangan di Asia.

''Gejolak ekonomi yang terjadi pekan ini semakin menekankan pentingnya kebutuhan bagi bank sentral dan penentu kebijakan fiskal untuk memperkirakan pokok masalah saat iniJuga, membuat antispisi dan langkah proaktif untuk menjaga stabilitas keuangan regional,'' ungkapnya.

Keith Lui, direktur eksekutif Hongkong Securities and Futures Commission, mengakui dampak krisis subprime mortgage di Asia sangat minimal karena hanya sedikit institusi di kawasan yang berinvestasi pada produk subprimeApalagi, Asia makin kuat karena reformasi pascakrisis ekonomi 1997

Namun, David Fernandez, pimpinan JP Morgan Emerging Asia Research, berpendapat dampak krisis keuangan di AS justru paling memukul AsiaTerlihat dari performa pasar modal Asia yang paling buruk di antara perekonomian berkembang lainnya.

Dalam skala lebih besar, beberapa bank sentral di ekonomi negara maju terus berupaya membendung serta mengatasi bersama dampak krisis finansial ASBank-bank sentral dunia melakukan operasi bersama untuk meredam kepanikan di pasar kredit.

US Federal Reserve (The Fed) Rabu (17/9) waktu AS atau kemarin WIB (18/9) menginjeksikan dana USD 180 miliar (sekitar Rp 1.692 triliun) ke pasar uangIni dilakukan untuk menyediakan likuiditas jangka pendek dan menengah bagi perbankan

Bank Sentral Eropa (ECB), Bank of Japan (BoJ), Bank of England (BoE), Bank of Canada, dan Swiss National Bank juga bergabung dalam gerakan samaMenurut BoE, langkah koordinasi itu didesain untuk mengatasi tekanan terus menerus terhadap pasar pendanaan jangka pendek.

BoJ terus mengintervensi pasarKemarin, otoritas moenter di Jepang itu menggelontorkan dana USD 23,9 miliar (sekitar Rp 224,66 triliun) ke pasar uangSedangkan beberapa bank sentral lain mengucurkan hingga ratusan miliar USD.(AFP/AP/aan/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PGN Tanda-tangani Kontrak Rp. 1,7 T


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler