Direktur Pengelolaan Surat Berharga Negara (SBN) Depkeu Bhimantara Widyadjala mengatakan kepemilikan Lehman Brothers atas obligasi internasional RI tidak terlalu signifikan
BACA JUGA: PGN Tanda-tangani Kontrak Rp. 1,7 T
Kalaupun akan melepas bonds yang mereka beli, mereka juga belum bisa melakukan dalam waktu dekat"Statusnya Lehman juga belum boleh menjual bond
BACA JUGA: Gas Tangguh Idealnya USD 80 / barel
Dalam melepaskan asetnya belum bisa dilakukan sekarang," kata Bhimantara saat dihubungi kemarin (18/9)Pasar obligasi juga tak akan terpengaruh oleh kesulitan keuangan yang menimpa AIG
BACA JUGA: PLN Manfaatkan Gambut Untuk Pembangkit Listrik
Untuk SUN dalam negeri, hanya dikoleksi oleh AIG Indonesia"Itu termasuk perusahaan yang terpisah, karena asuransi harus join ventura," kata BhimantaraJumlah SUN yang dikoleksi AIG Indonesia juga tidak terlalu besar
Bhimantara tidak bisa menyebutkan kepemilikan AIG atas SUN, karena data investor tidak bisa dibuka oleh pemerintah "Tapi jumlahnya bisa saya katakana tidak signifikan," katanya
Untuk AIG di Amerika, juga hanya sedikit mengoleksi obligasi internasional Indonesia"Mereka naruhnya di banyak negaraJadi enggak banyak," kata Bhimantara
Meski aman di tanah air, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengingatkan untuk tetap waspada terhadap dampak situasi pasar di Amerika Serikat"Situasinya masih akan dinamisHari ini tidak ada satu pun Menkeu di dunia yang percaya situasi aman dalam dua belas bulan ke depanMasih akan muncul berita buruk dari AS," kata Menkeu di Gedung DPR, Jakarta, kemarin
Direktur Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadhewa berpendapat dampak kejatuhan pasar global hanya bersifat sementara dan dalam skala kecil"Dampaknya ada, tapi nggak signifikan," ujar Purbaya
Purbaya menjelaskan, dampak sesaat hanya akan dirasakan di bursa saham seiring pengalihan portofolio investor dari saham ke uang tunaiDia mengapresiasi langkah bank sentral dalam melonggarkan likuiditas dengan memangkas suku bunga repo agar bank bisa meminjam dana ke BIInjeksi likuiditas itu disebutnya akan mampu menstabilkan industri jasa keuangan tanah air"Otoritas telah bertindak benar dengan menjaga likuiditas perbankanItu kunci untuk membuat sektor finansial di Indonesia aman," jelasnya
Bank Indonesia, kata Purbaya, semestinya juga tidak perlu menaikkan suku bunga acuan BI rate lagiBahkan, level 9,25 persen saat ini dinilainya sudah terlewat besar"Itu ketinggian 25 basis poin," tuturnyaSaat mengerek BI rate, jelas dia, BI masih belum menyadari peliknya likuiditas yang bisa mengganggu sektor finansial"BI ketika menaikkan BI rate belum mengerti bahwa keadaan likuiditas masih sangat ketat," jelasnya"Namun, BI tampaknya sudah mulai menyadari hal itu dengan kebijakan melonggarkan likuiditas (dengan menurunkan suku bunga repo)," sambungnya
Dampak ke sektor riil, sambung dia, malah bisa dibilang hampir tidak ada"Pertumbuhan kita masih akan tumbuh, sampai akhir tahun masih bisa sedikit di atas 6 persen," tuturnya
Sementara itu, kolapsnya American International Group (AIG) dipastikan akan mengganggu kinerja jaringan AIG di Indonesia, PT AIG Life IndonesiaAksi penyelamatan oleh The Fed dengan memberi kucuran USD 85 miliar (sekira Rp 799 triliun) dinilai cukup bagus, meski tak sepenuhnya menguatkan bursa keuanganDari pinjaman itu, The Fed bakal memperoleh 79,9 persen saham AIG.
Presiden Direktur AIG Life Robert WBush menjelaskan, apa yang terjadi di induk perusahaan tidak memengaruhi aktivitas bisnis AIG LifeDia menyebut, fundamental AIG Life Indonesia sangat bagusAIG Life juga bergerak mandiri, tidak bergantung ke induk mereka di negara superpower itu
"AIG Life Indonesia adalah entitas bisnis yang terpisah dengan AIG di ASKami mengikuti aturan main sesuai dengan hukum di Indonesia," ujar Robert dalam keterangan resminya kemarin.(sof/eri/fan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Diambang Resesi
Redaktur : Tim Redaksi