jpnn.com, JAKARTA - Buntut dari adanya aksi pembakaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang memuat kalimat tauhid, sejumlah pihak menuntut Barisan Serba Guna (Banser) Nahdlatul Ulama dibubarkan.
Menyikapi hal itu, Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Helmy Faishal Zaini enggan terbawa emosi.
BACA JUGA: Menag Sebut Pembakaran Bendera Tauhid Mengusik Citra Santri
Dia tetap santai terhadap kelompok masyarakat yang menuntut pembubaran tersebut.
Helmy mengatakan, Banser mempunyai kontribusi besar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
BACA JUGA: TKN Puji Kesigapan Polisi Usut Pembakaran Bendera Tauhid
"Yang mendirikan Republik ini Banser. Banser ikut berjuang untuk Republik ini. Sahamnya besar Banser. Peristiwa PKI juga Banser yang melakukan penumpasan. Banser ini komisaris bangsa," papar Helmy di kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (24/10).
Helmy menambahkan, petisi yang dibuat orang tertentu ingin membubarkan organisasi Banser itu bagian dari politik.
BACA JUGA: Jangan Ada Mobilisasi Massa Sikapi Pembakaran Bendera Tauhid
"Karena ahistoris. Itu yang saya bilang politik di situ. Salah satu orang ditimpakan kepada masalah organisasi, hal yang lain," tuturnya.
Sebelumnya, protes keras pun muncul di media sosial. Kali ini, ada petisi yang mendukung pembubaran Banser di laman change.org.
Warganet yang memulai petisi ini menyayangkan kelakuan oknum Banser di tengah fokus penanganan gempa Lombok, NTB dan Sulawesi Tengah. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Said: Makruh Hukumnya Menulis Tauhid di Bendera
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan