jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa fasilitasi alat dan mesin pertanian (Alsintan) harus dikelola secara profesional. Siapa pun yang menerima bantuan alsintan dituntut untuk melakukan perawatan.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Dadih Permana mengatakan, alsintan bantuan pemerintah bukan sekadar membantu memudahkan dalam pengolahan lahan maupun panen, tetapi merupakan barang modal yang harus dikelola secara profesional menjadi unit usaha jasa yang menguntungkan.
BACA JUGA: Kementan Luncurkan 3 Buku Hadapi Penyakit Infeksi Baru dan Zoonosis
"Bantuan (alsintan) pemerintah harus dipahami seperti itu. Jangan kalau rusak nanti minta lagi sama pemerintah, bukan seperti itu," kata Dadih saat memberikan kuliah umum di Polbangtan Malang, akhir pekan kemarin.
Dadih menjabarkan, syarat bagi penerima bantuan alsintan harus mempunyai kemampuan dan sanggup untuk mengelola menjadi satu unit usaha jasa pertanian. Sebab, ke depan diperlukan modernisasi pertanian yang didukung mekanisasi.
BACA JUGA: Lahan Rawa Terbukti Hasilkan Padi Kualitas Unggul
Beberapa kondisi di antaranya yaitu peningkatan kebutuhan pangan, sandang dan papan yang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Di samping itu, kecenderungan menurunnya minat bekerja pada sektor pertanian, utamanya pada generasi muda. Berkurangnya tenaga kerja sektor pertanian menyebabkan upaya peningkatan produksi dan produktivitas terkendala.
BACA JUGA: IPB Ciptakan Inovasi untuk Dukung Kementan Wujudkan Kedaulatan Pangan
"Biaya produksi komoditas pertanian menjadi tinggi, kurang efisiennya proses produksi menggerus margin keuntungan petani," sebutnya.
Potensi penghematan akibat mekanisasi pertanian mencapai Rp 24,5 triliun. Dalam usaha tersebut, Kementan telah menyalurkan bantuan alsintan sebanyak 415.051 unit dalam 4 tahun terakhir. Alsintan meliputi rice transplanter, combine harvester, dryer, power thresher, corn sheller dan rice milling unit (RMU), traktor dan pompa air.
"Modernisasi pertanian melalui mekanisasi merupakan solusi efisien menggantikan pola usaha tani manual. Mekanisasi juga sebagai solusi mengatasi berkurangnya tenaga kerja pertanian karena bermigrasi ke sektor industri dan jasa," terangnya.
Margin keuntungan yang tipis, lanjut Dadih, menurunkan minat dalam berusaha di bidang pertanian khususnya sektor produksi. Atas kondisi tersebut, diperlukan modernisasi pertanian yang didukung mekanisasi, termasuk alsintan.
"Dengan dukungan alsintan, margin keuntungan semakin besar. Sehingga semakin meningkatkan minat masyarakat terjun ke sektor pertanian," pungkas Dadih Permana. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditjen PSP Kementan Akan Pasang GPS di Alsintan
Redaktur : Tim Redaksi