jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) mengungkap 80,5 persen responden menginginkan program bantuan kuota internet dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan perlu dilanjutkan pada 2021.
Subsidi kuota internet ini dinilai bermanfaat membantu proses belajar mengajar.
BACA JUGA: Tok, Syamsul Bahri dan Ponisan Divonis Hukuman Mati
Menindaklanjuti hasil survei yang mereka lakukan pada Oktober lalu, ASI kemudian menggelar Focus Group Discussion (FGD) mengangkat tema: “Outlook Pendidikan 2021: Membangun Ekosistem Pembelajaran Daring & Pentingnya Internet Sehat”.
FGD dilaksanakan mulai tanggal 7–12 Desember lalu dengan melibatkan enam pakar, pengamat dan praktisi pendidikan.
BACA JUGA: Kurniadi Bonceng Istri yang Tengah Hamil 7 Bulan Disergap Polisi, Oh Ternyata
Menurut Direktur Eksekutif ASI Ali Rif’an, di era revolusi industri 4.0 dan gelombang teknologi digital yang makin canggih, pembelajaran daring punya prospek yang panjang.
"Apalagi menurut survei kami, aspirasi publik ingin program kuota internet gratis perlu dilanjutkan di tahun 2021,” ujar Ali Rif’an, dalam keterangannya, Kamis (17/12).
BACA JUGA: Buruan Cek, Kuota Data Internet 2 Bulan Sudah Disalurkan Kemendikbud
Ali merasa perlu dibuat diskusi khusus soal outlook pendidikan 2021, di penghujung 2020.
Terutama untuk menyoroti ekosistem pembelajaran daring dan pentingnya internet sehat.
Sementara itu, Plt Kepala Pusdatin Kemendikbud RI Hasan Chabibie mengatakan, teknologi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan saat ini dan di masa mendatang.
Karena itu, bantuan kouta internet gratis sangat penting, sebagai upaya menjaga nyala api pendidikan nasional.
"Teknologi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan sekarang dan di masa mendatang. Bantuan kuota internet bentuk negara hadir, dan upaya menjaga asa dunia pendidikan kita di tengah pandemi," kata M. Hasan Chabibie.
Peneliti Utama Bidang Pendidikan Arus Survei Indonesia Budy Sugandi mengatakan, dalam konteks membangun ekosistem pembelajaran daring, kolaborasi antara pihak pemerintah dan swasta menjadi prasyarat penting.
Budy juga menyebut, perlu ada edukasi berkesinambungan, seperti tidak melakukan ujaran kebencian dalam pemakaian internet.
BACA JUGA: Tak Tahan Lihat Kemolekan Tubuh Anak Tiri, Setiap Beraksi Mabuk Dahulu, Sudah Dua Kali
“Kampanye yang menyeluruh ke seluruh komponen untuk menggunakan internet sehat perlu secara gencar dilakukan,” pungkas Budy.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang