jpnn.com, JAKARTA - Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, pemerintah harus menyelesaikan masalah infrastruktur seperti gedung-gedung kampus yang mangkrak. Proyek pembangunan gedung-gedung kampus yang mangkrak ini nilainya mencapai Rp 9 triliun.
Postur anggaran Kemenristekdikti untuk 2018 adalah Rp 41,28 triliun, di mana Rp 40,39 triliun di antaranya untuk sektor pendidikan dan sisanya digunakan untuk riset teknologi. "Anggaran tersebut akan digunakan secara efektif, terutama dalam alokasi beasiswa bidikmisi dan afirmasi untuk pelajar Papua," kata Menteri Nasir dalam Diskusi Publik sebagai salah satu rangkaian Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018, Senin (7/5).
BACA JUGA: Menteri Nasir Minta PTN dan PTS Genjot Pendidikan Vokasi
Sementara di sektor riset, Menteri Nasir mengakui masih perlu ditingkatkan jika ingin unggul dalam daya saing bangsa.
Ditambahkan Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti Ali Ghufron Mukti, sudah 10 tahun terakhir tidak adapengembangan dari sisi labortorium. Ini yang menjadi masalah penelitian untuk mengejar ketertinggalan global.
BACA JUGA: Menristekdikti Nasir: Hardiknas Momentum Memajukan Peradaban
Pada kesempatan yang sama, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani menjelaskan, anggaran bukan satu-satunya penentu untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Seluruh komunitas pendidikan tinggi harus bekerja sama untuk membangun strategi serta tata kelola yang baik.
"Saya ingin agar komunitas pendidikan tinggi memiliki strategi sehingga dalam investasi melalui pendidikan ini berhasil. Kita semua tentu tidak ingin hanya membelanjakan uang yang kita punya, tetapi pada akhirnya tidak menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni," tuturnya.
BACA JUGA: Dorong RS PTN jadi Pusat Perubahan Layanan Kesehatan
Dia menambahkan, anggaran pemerintah untuk pendidikan mencapai Rp 444 triliun dan dari waktu ke waktu mengalami peningkatan. Dengan jumlah tersebut, Sri Mulyani berharap komunitas pendidikan, terutama pendidikan tinggi bisa dikelola dan diinvestasikan dengan baik. Terlebih, Indonesia akan memiliki bonus demografi yang ditandai dengan pertumbuhan populasi usia produktif tinggi.
"Indonesia saat ini memiliki 257 juta penduduk, yang akan terus bertambah populasinya. Tentu menghadapi kondisi ini, kualitas SDM perlu diidentifikasi. Alokasi anggaran 20 persen dari APBN untuk pendidikan akan selalu kami penuhi. Untuk itu, mari kita pikirkan bersama untuk strategi mengatur uang," imbuhnya.
Terkait permasalahan bangunan kampus mangkrak dan penguatan inovasi, Sri Mulyani menegaskan pihaknya akan membantu menyelesaikan secara perlaham. Kendati demikian, seharusnya dengan perencanaan yang baik, tidak akan ada lagi kasus-kasus serupa. Dia mengungkapkan, konsistensi dan integritas memiliki andil besar untuk mencegah hal tersebut.
"Bagaimanapun pendidikan tinggi adalah pabrik untuk menghasilkan SDM yang memiliki karakter, budi pekerti, dan intelektual. Saya harap komunitas pendidikan ini fokus untuk menjalankan tugasnya. Kementerian Keuangan sendiri memiliki komitmen untuk membangun sarana dalam mencerdaskan bangsa, menggunakan instrumen fiskal untuk meningkatkan inovasi, serta yang terakhir adalah kita semua harus terbuka jika ingin Indonesia maju," tandas Sri Mulyani. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menristekdikti: Tidak Ada Impor Dosen
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad