jpnn.com, TANGERANG - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir membantah akan ada impor dosen besar-besaran. Yang ada adalah pertukaran dosen antara Indonesia dan luar negeri.
"Tidak ada impor dosen. Jangan berpikir ini seperti impor barang," tegasnya usai memberikan arahan di depan 90 rektor Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Kampus Universitas Terbuka (UT), Senin (16/4).
BACA JUGA: Menteri Nasir: Cabut Permen Penghambat Perguruan Tinggi
Menurutnya, program pertukaran dosen dilakukan untuk meningkatkan mutu dan peringkat perguruan tinggi tanah air.
"Perguruan tinggi di Indonesia ingin masuk kelas dunia, bagaimana caranya? Di dalam QS World University Rankings, salah satu kriteria penilaian di antaranya, adakah dosen yang mobility, dosen kita ke luar negeri, dosen luar negeri ke Indonesia, itu ada enggak? Kalau enggak ada bagaimana bisa dinilai dengan baik
BACA JUGA: Impor 200 Dosen Asing, Spesifikasi Harus Jelas
Demikian pula mahasiswanya, pertukarannya bukan di dalam negeri saja karena ilmu pengetahuan berkembang. Mahasiswa Indonesia ke luar negeri, demikian sebaliknya.
Menteri Nasir menjelaskan, mendatangkan dosen asing itu maksudnya mereka berkolaborasi dengan para dosen lokal.
BACA JUGA: Para Santri Diajak Kuliah di PTN Lewat Bidikmisi
Nantinya mereka di Indonesia 1-2 tahun, membimbing pelajar Indonesia, setelah itu mereka kembali ke negara asalnya.
Nanti ganti dosen Indonesia yang dikirim ke luar negeri. "Jadi ini bukan perekrutan dosen baru ya. Pastinya dosen asing itu yang memiliki reputasi dan kualitas yang baik, misalnya memiliki publikasi di jurnal internasional. Konsentrasinya di bidang sains dan teknologi," ucapnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menristekdikti Pastikan Anak Korban Teroris Dapat Beasiswa
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad