Banyak Kader Diciduk KPK, Golkar Sulit Tembus 3 Besar

Senin, 08 April 2019 – 22:17 WIB
Ketum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto. Foto: Hendra Eka/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai Partai Golkar sulit menembus tiga besar di Pemilu 2019.

Hal ini dikarenakan banyaknya elite dari partai berlambang beringin itu diciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

BACA JUGA: Membelot Dukung Prabowo, Ketua DPD Golkar Wonosobo Dipecat

BACA JUGA : Membelot Dukung Prabowo, Ketua DPD Golkar Wonosobo Dipecat

Dia mengatakan, terbaru kasus Bowo Sidik Pangarso turut memperlemah suara Golkar. Hendri bahkan memperkirakan, suara Golkar akan menurun dibandingkan Pileg 2014.

BACA JUGA: Chicha Koeswoyo: Insyaallah Saya Jaga Amanah

"Dengan banyak tertangkapnya kader Golkar maka ini akan memperlemah suara Golkar. Bila pada Pileg sebelumnya Golkar dapat 14 persen, mungkin kali ini 10 persen saja," kata Hendri saat dihubungi, Senin (8/4).

BACA JUGA : KPK Baru Selesaikan Kardus Keempat Hasil OTT Suap Bowo Golkar

BACA JUGA: Pilpres Bikin Masyarakat Kurang Mengenal Caleg

Dia menilai Golkar diuji awalnya dengan kasus Setya Novanto yang saat itu menjadi ketua umum partai. Lalu, berlanjut ke Idrus Marham dan Eni Saragih.

Hendri menambahkan dengan kasus hukum yang menjerat kadernya, Golkar bakal mengalami kesulitan berada di posisi sebelumnya, yakni di dua besar.

 

Apalagi melihat dinamika politik dengan melajunya Gerindra dengan cocktail effect Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Lalu, kemungkinan sodokan partai menengah lain yang berpeluang meraih tiga besar.

"Berat dua besar. Tiga besar perlu perjuangan. Mungkin di Pileg 2019 bisa jadi pencapaian terendah Golkar sejak pemilu berlangsung," ujar Hendri.

Hendri menjelaskan, dengan sistem Pileg 2019 yang digelar serentak dengan pilpres bukan perkara mudah.

Apalagi, selama ini Golkar identik dengan kekuatan kader individu. Artinya, bila kader individu tersebut tersangkut kasus hukum, maka suara akan berpengaruh.

Dia mencontohkan Setya Novanto sebagai kader Golkar yang punya basis suara dari Nusa Tenggara Timur.

"Otomatis di daerah tersebut akan kekurangan suara dengan masuknya Setnov di kasus hukum. Golkar kuat di masing-masing individu," kata Hendri.

Di Pileg 2014, Golkar berada di posisi kedua di bawah PDIP. Tiga besar hasil Pemilu 2014 adalah PDIP dengan perolehan 18,95 persen, Golkar 14,75 persen, Gerindra 11,81 persen.

Sejak reformasi dengan pemilihan langsung, Golkar konsisten minimal menembus dua besar. Bahkan di Pileg 2004, Golkar pernah menjadi juara dengan 21,58 persen. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bowo Sidik Akui Amplop Kode Cap Jempol untuk Serangan Fajar Pileg


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler