BANDUNG -- Pengamat pemerintahan lokal dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, banyaknya kasus kerusuhan yang melibatkan massa di sejumlah daerah, menunjukkan kebijakan otonomi daerah (otda) gagalAlasan dia, salah satu target kebijakan otda adalah penciptaan iklim demokrasi di tingkat lokal
BACA JUGA: Aturan Baru PNS, Sanksi Tunda Pangkat dan Gaji
Sedang demokrasi, lanjutnya, bisa dinilai berhasil jika tercipta saling percaya antarwarga masyarakat, dan antara warga masyarakat dengan pemerintah."Sedang kerusuhan massa menunjukkan adanya distrust
BACA JUGA: 560 Warga Ahmadiyah Masih Trauma
Tidak hanya di Tarakan, tapi juga di Bekasi yang tidak jauh dari JakartaLebih lanjut disebutkan, kekerasan yang melibatkan massa juga banyak terjadi dalam pelaksanaan pemilukada 2010
BACA JUGA: 11 Anggota TNI Jadi Korban, 4 Tewas
Dibandingkan pemilukada 2005, kekerasan di pemilukada 2010 lebih menyolok"Pada 2010 agak menyentak dalam penggunaan kekerasanBahkan, baru pada tahapan pencalonan, sudah terjadi aksi kekerasan, seperti terjadi di Mojokerto," bebernya.Kemendagri, yang punya tupoksi menciptakan keamanan di daerah, dengan demikian, dianggapnya gagalDia malah menilai, Kemdagri di bawah kepemimpinan Gamawan Fauzi selama ini lebih banyak berwacana saja"Dalam 100 hari pertama, saya tidak melihat sesuatu yang dikerjakan KemendagriYang ada hanya wacana," katanya lugasDia mengatakan, mestinya dalam 100 hari pertama, Gamawan bisa menciptakan pondasi yang kokoh, seperti saat dia menjadi bupati Solok, Sumbar(sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menkes Kirim 10 Dokter Bedah
Redaktur : Tim Redaksi