jpnn.com - JAKARTA – Dosen Pariwisata STIE Sahid dan Mediterranean Hotel & Cruiseline Training Centre, Gde Witayasa mengatakan Revitalisasi Teluk Benoa (RTB) akan banyak menyedot tenaga kerja, terutama tenaga kerja lokal. RTB merupakan cara ampuh membuka lapangan kerja dan mengurangi angka pengangguran.
“Revitalisasi Teluk Benoa merupakan investasi padat karya. RTB akan banyak menyedot lapangan kerja, baik saat pembangunan proyek maupun setelah jadi dan berkembang,” kata mantan direktur di sebuah hotel bintang lima di Bali, Rabu (27/1).
BACA JUGA: Kisah Memilukan, Ibu Empat Anak Tinggal di Kandang Babi
Sekretaris Yayasan Bumi Bali Bagus ini menjelaskan, penyerapan tenaga kerja lokal Bali pun akan ditempatkan sesuai keahlian, pendidikan, dan kemampuannya dalam meningkatkan kapasitas dirinya. Sehingga, tenaga kerja lokal Bali juga memiliki potensi yang sama dengan tenaga kerja lainnya untuk memegang level manajerial ke atas.
“Penyerapan SDM tentunya berkaitan dengan kualitas SDM itu sendiri, oleh karena itu guna mengantisipasi persaingan kualitas SDM lokal dan asing perlu kerjasama banyak pihak antara lain pemerintah dengan subsidi pendidikan, swasta menyediakan tenaga pendidik yang berkualitas, dan yang terpenting adalah kemauan masyarakat itu sendiri untuk maju dan meng-upgrade kemampuan diri sendiri,” papar Gde Witayasa.
BACA JUGA: Pulanglah Amir, Ibumu Sakit-sakitan
Selain itu, adanya RTB pun tidak akan mematikan kehidupan nelayan di sekitar wilayah pesisir. Pada waktu pengerjaan proyek, nelayan yang wilayahnya terkena dampak secara langsung akan dicarikan solusi keluar terbaik, bisa dengan MoU, penyediaan lapangan kerja pengganti sementara ataupun bentuk kompensasi lainnya yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan nelayan pada umumnya di wilayah tersebut.
“Ke depannya, juga akan dibangun pasar tradisional, dan tempat pelelangan ikan untuk mengakomodasi kebutuhan nelayan di mana nelayan dapat menjual hasil tangkapannya secara langsung,” paparnya.
BACA JUGA: Surat Suara Raib, KPU Malut Dipolisikan
Revitalisasi Teluk Benoa, katanya, juga tidak akan mematikan usaha water sport yang selama ini dijalankan oleh pengusaha lokal. Salah satu tujuan revitalisasi adalah mewujudkan suatu destinasi wisata baru dan ikon-ikon wisata Bali yang nantinya justru akan menunjang usaha water sport itu sendiri.
Bahkan, dari sisi ekonomi, pengusaha dapat beroperasi lebih lama dari waktu biasanya, karena mereka masih bisa beroperasi saat air surut, yang dulunya tidak bisa beroperasi karena sedimentasi yang tinggi di Teluk Benoa. Mereka juga bisa berinovasi menawarkan paket-paket wisata baru dengan memanfaatkan destinasi wisata baru yang ada di RTB.
“Yang perlu ditekankan adalah bahwa, investor akan memiliki pangsa pasar sendiri, begitu pun juga dengan pengusaha watersport sehingga investor ke depan tidak akan bersaing dengan pengusaha lokal dalam hal pengadaan watersport,” kata Gde Witayasa.
Hal sama diungkapkan Ketua Persatuan Sopir Taksi Bali (Persotab) Ketut Witra. Ketut menyatakan, dalam pandangan pihaknya sebagai pelaku di bidang transportasi, adanya RTB bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali.
“Tentu saja kami sambut dengan senang hati. Namun, yang menjadi catatan penting bagi kami adalah jangan sampai penerima manfaat dari mega proyek ini adalah mereka yang datang dengan modal besar dari luar sana. Sementara kami sebagai pelaku lokal hanya akan menjadi penonton saja,” kata Ketut.
Karena itu, ia pun meminta pemerintah untuk memfasilitasi agar pihaknya diakomodir untuk merasakan manfaat dari mega proyek revitalisasi Teluk Benoa nantinya.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mobil Pengangkut Uang Hantam Badan Jalan Akhirnya Terbalik, Ini Penampakannya
Redaktur : Tim Redaksi