jpnn.com - jpnn.com - Semakin banyak warga akan tergusur karena ada normalisasi di kawasan sepanjang pinggiran Kali Jagir, Surabaya, tahun ini.
Karena itu, kebutuhan rumah susun (rusun) alias flat terus meningkat.
BACA JUGA: Sandi Minta Pemprov DKI Belajar Menghargai Warga
Menurut catatan dinas pengelolaan bangunan dan tanah (DPBT), hanya ada tiga kegiatan penambahan flat yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Surabaya pada tahun ini.
Yakni, satu blok (tower) di Rusunawa Menanggal, satu blok di Rusunawa Keputih, dan satu blok di Rusunawa Tambak Wedi. Setiap blok dibangun lima lantai.
BACA JUGA: Putusan PTUN Hapus Stigma Negatif dari Pemerintah
Padahal, hingga hari ini saja, sudah ada 3 ribu penduduk yang antre menghuni rusun.
Jika normalisasi sungai digencarkan, akan semakin banyak warga yang terkena relokasi.
BACA JUGA: Warga Bukit Duri Menang, Anies Senang
Kepala Bidang Pemanfaatan Bangunan DPBT Agus Supriyo menyatakan, selama ini pemkot berusaha jemput bola untuk meningkatkan kapasitas flat di Surabaya.
Caranya ada dua. Pertama, usulan penambahan blok baru. Kedua, mendorong hibah rusunawa yang telah dibangun dari pusat ke pemkot agar lebih cepat.
Dari 16 kompleks rusunawa, baru 6 yang sudah menjadi aset pemkot.
Lainnya masih kewenangan pemerintah pusat. Selain itu, ada rusunawa yang masih dikelola pemerintah provinsi.
Misalnya Rusunawa Gunung Anyar. "Tahun ini Bu Wali sudah berkirim surat agar Gunung Anyar bisa segera dihibahkan ke kami, minimal pengelolaannya dulu," kata Agus.
Pemkot mendorong pemprov agar mau menyerahkan rusunawa tersebut. Sebagai gantinya, pemkot akan menyediakan lahan pengganti untuk diserahkan ke pemprov.
"Seperti tukar guling kira-kira," kata Agus. Rusunawa Gunung Anyar diperlukan untuk menampung warga hasil relokasi bantaran Kali Jagir di daerah sekitar Medokan Semampir. (tau/c10/oni/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemprov DKI Kalah Lagi, Bang Taufik Sindir Ahok...Pedas
Redaktur & Reporter : Natalia